Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 20 Agu 2024 17:34 WIB

Hari Raya Karo, Warga Lereng Bromo Gelar Tari Sodoran


					TRADISI: Suasana Tari Sodoran di Balai Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

TRADISI: Suasana Tari Sodoran di Balai Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Warga tiga desa (Ngadisari, Wonotoro, dan Jetak) di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo pada Selasa (20/8/24) siang, melaksanakan ritual Tari Sodoran.

Ritual ini merupakan simbol pernikahan antara laki-laki dan perempuan, yang pelaksanaannya bertepatan dengan Hari Raya Karo.

Pelaksanaan ritual Tari Sodoran tahun 1946 Saka / 2024 Masehi ini bertindak sebagai tuan rumah Desa Wonotoro.

Ritual ini diawali pertemuan antara mempelai laki-laki dari Desa Wonotoro yang diperankan kepala desa dan mempelai perempuan dari Desa Jetak yang diperankan kepala desa.

Saat pertemuan ini, rombongan mempelai laki-laki membawa Jimat Klontongan yang terdiri dari tanduk sapi, tempat air, serta bambu panjang mirip tombak.

Setelah pertemuan, barulah kedua mempelai dan rombongan masuk ke dalam balai desa untuk melaksanakan ritual Tari Sodoran.

“Hari Raya Karo ini merupakan simbol cikal bakal terjadinya manusia, melalui pernikahan dan menyatunya dua keluarga,” ujar Kepala Desa Wonotoro, Sarwo Slamet.

Tari Sodoran diawali dengan pembacaan doa-doa oleh Dukun Pandita. Setelah itu barulah Tari Sodoran dimulai.

Tari Sodoran diperagakan oleh dua pasangan laki-laki dari Desa Wonotoro, dan Jetak, dan secara bergantian menari, termasuk pasangan mempelai laki-laki dan perempuan.

Di tengah ritual Tari Sodoran, kaum ibu dan remaja perempuan dari Desa Wonotoro, Jetak dan Ngadisari datang membawa bekal makanan untuk diberikan kepada kaum laki-laki yang ikut melaksanakan ritual Tari Sodoran.

“Diharapkan kami dapat lebih mengenalkan lagi ritual Tari Sodoran ini, terlebih mengenalkan kepada anak cucu kita agar ke depan tradisi ini dapat dilestarikan,” papar dia. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 147 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya