Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Ekonomi · 1 Agu 2018 05:04 WIB

Tembakau ‘Ker-ker’, Petani di Krejengan Resah


					Tembakau ‘Ker-ker’, Petani di Krejengan Resah Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sebagian petani tembakau di Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo resah. Penyebabnya, tanaman tembakau terserang penyakit ker-ker atau keriting. Jika dibiarkan, batang tembakau tidak bisa tumbuh dan daunnya tidak mengembang.

“Ini masih umur satu bulanan, tapi masih kecil karena ker-ker. Sebenarnya kami sudah melakukan pengendalian secara mandiri, namun hasilnya belum maksimal,” kata petani setempat, Syahroni, Rabu (1/8/2018).

Dari tinjauan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo diketahui bahwa penyakit ker-ker tembakau petani diakibatkan oleh vektor kutu kebul atau kutu putih. Kutu kebul ini menempel pada daun sehingga daun tembakau tidak bisa tumbuh normal.

“Setelah melihat langsung di lapangan, ternyata vektor yang menyebabkan penyakit ker-ker adalah kutu kebul atau kutu putih. Dalam bahasa latinnya disebut Bemicia Tabacci,” kata THL TB-PP DKPP Kabupaten Probolinggo Iwan Prasetyo.

Menurut Iwan, kutu kebul ini tidak membawa virus ‘Tobacco Leaf Cwil Virus’ (TLCV), maka tanaman tembakau akan sembuh. Tetapi kalau tidak segera dihilangkan, maka berpotensi membawa virus yang merusak tembakau.

“Kutu kebul yang membawa virus TLCV, maka tanaman tidak bisa disembuhkan. Karena vektor kutu kebul maupun Thrips Scirtothrips Dorsalis sistem penularannya sangat cepat. Dalam jangka waktu 30 menit sudah bisa menular,” jelas dia.

Iwan menambahkan, terdapat dua cara yang bisa dilakukan petani untuk mengendalikan penyakit ker-ker. Bagi tanaman yang belum terserang, maka formulasi pengendaliannya dilakukan dengan bahan sabun cap kodok, obat nyamuk lotion dan sejenisnya, dimana bahan-bahan itu dicampur air lalu disemprotkan.

“Tetapi bagi tananam tembakau yang sudah terserang, maka bahan yang harus disiapkan sama dengan yang belum terserang, hanya saja formulasi tersebut ditambah dengan tablet Gibberellic Avid,” tutup Iwan. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 75 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025

18 September 2025 - 17:53 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu

17 September 2025 - 17:27 WIB

Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo

16 September 2025 - 18:51 WIB

Trending di Regional