Menu

Mode Gelap
Operasi Patuh Semeru Digelar, ini 8 Pelanggaran yang Jadi Target Kepolisian Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah Tiga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok Dua Maling Motor yang Ditembak Polisi di Gending Divonis 11 Bulan dan 1 Tahun 6 Bulan Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

Budaya · 19 Mei 2024 17:42 WIB

Ratusan Perkutut se-Jatim Adu Kicau di Probolinggo, Diwarnai Ritual Mistis


					ADU KICAU: Suasana lomba perkutut se-Jatim yang digelar di Desa Sumberkedawung, Kec. Leces. Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

ADU KICAU: Suasana lomba perkutut se-Jatim yang digelar di Desa Sumberkedawung, Kec. Leces. Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ratusan penggemar burung Perkutut se-Jawa Timur turut ambil bagian dalam perlombaan perkutut yang digelar di lapangan di Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Minggu (19/5/24).

Perlombaan ini digelar salah satunya untuk melestarikan burung yang identik dengan kepercayaan kejawen dan hal gaib tersebut.

Lomba perkutut yang digelar sejak pagi menarik animo para penggemar perkutut di Jawa Timur. Hingga pendaftaran ditutup, sebanyak 900 peserta ikut lomba perkutut.

Para peserta datang dari area Probolinggo, Kediri, Jember, Lumajang, Madiun hingga Surabaya. Karena burung perkutut ini identik dengan hal mistis, sebelum lomba, panitia melakukan ritual.

Ritual berbau mistis itu bertujuan untuk menghilangkan penggunaan praktik perdukunan atau ilmu hitam dalam memenangkan burung tertentu.

Adapun kelas yang diperlombakan yakni, kelas Gacoran Poin 50, Gacoran Poin 75, Gacoran Poin 150, Gacoran Poin 200, dan Gacoran VIP, Gacoran A, dan Gacoran Bebas.

Penyelenggara lomba, Abu Hasan menyebut, lomba digelar untuk mengangkat jenis perkutut lokal. Sebab menurut nenek moyang, burung perkutut mendatangkan rezeki dan juga keselamatan.

“Perlombaan ini digelar karena perkutut jenis lokal saat ini banyak digemari. Harapannya perkutut lokal ini semakin digemari,” ujar Abu Hasan.

Adapun penilaian perlombaan ini yakni, durasi bunyi perkutut selama 20 menit dengan pemberian poin maksimal di setiap kelasnya.

Selain itu penilaian suara burung perkutut ini yakni, suara depan, tengah, ujung, irama, dan dasar suara.

Peserta asal Blitar, Wilda Arka Bagus dan peserta asal Pasuruan, Ramayanan mengatakan, untuk mengikuti lomba ini tidak ada persiapan khusus, hanya pemberian jamu dan latihan rutin.

“Tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti perlombaan di Probolinggo. Bahkan tak hanya sekali ikut lomba namum sudah beberapa kal. Alhamdulillah sudah pernah menang lomba,” ujar peserta perempuan ini. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Haliza

Artikel ini telah dibaca 140 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro

27 Juni 2025 - 19:02 WIB

Grebeg Suro, Warga Lumajang di Lereng Semeru Berebut Gunungan Hasil Bumi

27 Juni 2025 - 13:26 WIB

Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan

19 Juni 2025 - 14:48 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu, Harmoni Seni dan Pelestarian Alam

19 Juni 2025 - 14:11 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Trending di Budaya