Menu

Mode Gelap
Pendapatan Pajak Pasir Baru Capai Rp8 Miliar hingga Juli, Masih Jauh dari Target Penambang Protes Tambahan Opsen Rp8.750, Pemerintah Tetap Jalankan Amanat UU No.1/2022 Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru

Budaya · 14 Jun 2018 08:43 WIB

Ribuan Pemudik Padati Pelabuhan Mayangan Probolinggo


					Ribuan Pemudik Padati Pelabuhan Mayangan Probolinggo Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sehari menjelang Lebaran 1439 H, arus mudik di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, meningkat drastis. Mayoritas pemudik merupakn warga Pulau Gili dan sebagian dari Pulau Madura.

Berdasarkan pengamatan sari Satpolair Polres Probolinggo, saat ini sedikitnya 1.000 warga menggunakan moda transportasi laut berupa kapal motor. Untuk menjaga keselamatan penumpang, Polair bahkan harus meningkatkan patroli laut disamping kegiatan preventif lainnya.

“Memang ada lonjakan jumlah penumpang di Pelabuhan, sehingga kami melakukan pemantauan yang ketat di pelabuhan. Hal ini antara lain untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut atau hal lainnya,” papar Kasatpolair Polres Probolinggo AKP. Slamet Prayitno, Kamis (14/6/2018).

Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan polisi berseragam biru ini diantaranya dengan memberikan himbauan kepada nakhoda dan penumpang agar senantiasa menggunakan pelampung. Selain itu, Polair meminta nahkoda tidak operasikan kapal dalam keadaan over kapasitas.

“Jita sudah lakukan antisipasi dengan mengingatkan para nahkoda kapal tentang prosedur keamanan laut. Selain itu, kami menyarankan agar memaksimalkan fungsi jerigen jika pelampung yang tersedia tak mencukupi,” tandas mantan Kasatpolair Polres Pasuruan ini.

Sementara, salah satu pemudik Kamil mengaku lebih memilih menggunakan kapal motor untuk pulang kampung Madura karena faktor biaya. Naik kapal, kata dia, hanya cukup membayar Rp. 10 ribu dan Rp. 30 ribu jika membawa motor atau barang lainnya, itupun dengan jarak tempuh selama 6 jam pelayaran.

“Jika naik bus, untuk karcis saja saya habis Rp. 80 ribu. Nyampeknya juga lebih lama, sekitar 7 jam mas. Kalau naik kapal kan lebih murah, juga lebih cepat,” papar remaja yang bekerja di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ini. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Uansut, Seni Menyesap Kopi yang Terlupakan

13 Juli 2025 - 13:38 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Trending di Budaya