Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Budaya · 3 Agu 2023 18:36 WIB

Hari Raya Karo, Warga Tengger Gelar Tari Sodoran


					Dua mempelai laki-laki Kades Ngadisari dan perempuan Kades Wonotoro melakukan Tari Sodoran. Perbesar

Dua mempelai laki-laki Kades Ngadisari dan perempuan Kades Wonotoro melakukan Tari Sodoran.

Probolinggo – Warga Tengger di tiga desa (Ngadisari, Wonotoro, dan Jetak), Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo pada Kamis (3/08/23) melaksanakan ritual Tari Sodoran. Ritual yang menggambarkan pernikahan laki-laki dan perempuan ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Hari Karo.

Ritual Tari Sodoran yang digelar Kamis siang di Balai Desa Ngadisari diawali dengan pertemuan pasangan pengantin. Di mana rombongan mempelai laki-laki dari Desa Ngadisari, dan rombongan mempelai perempuan dari Desa Wonotoro. Secara simbolis kedua pengantin ini laki-laki ini merupakan Kepala Desa Ngadisari dan Kepala Desa Wonotoro.

Saat pertemuan tersebut, mempelai laki-laki dari Desa Ngadisari membawa Jimat Klontongan, yang terdiri dari tanduk sapi, tempat air, serta tombak. Setelah pertemuan, kemudian dilanjutkan dengan prosesi ritual Tari Sodoran yang dilaksanakan di Balai Desa Ngadisari.

Sebelum ritual Tari Sodoran, dukun pandita membaca mantera-mantera. Tari Sodoran sendiri diperagakan oleh dua pasangan laki-laki dari Desa Ngadisari dan Wonotoro yang kemudian secara bergantian menari setelah sepasang penari sebelumnya selesai menari.

“Jadi Tari Sodoran ini sebagai simbolis penciptaan atau tanda pencipta. Sementara ada tanduk kerbau yang juga digunakan saat Tari Sodoran ini sebagai simbol pemersatu warga Suku Tengger,” ujar Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.

Di tengah ritual Tari Sodoran, kaum ibu dan remaja perempuan dari dua desa, Ngadisari dan Wonotoro datang membawa bekal makanan untuk diberikan kepada kaum laki-laki yang melaksanakan ritual Tari Sodoran.

“Tari Sodoran tahun ini dilaksanakan di Desa Ngadisari. Nantinya setelah Jimat Klontongan diserahkan ke Desa Wonotoro, Tari Sodoran tahun depan akan dilaksanakan di Desa Wonotoro,” kata Bambang.

Sementara salah satu remaja asal Desa Ngadisari, Nike Siay Mulya Adriani mengatakan, Tari Sodoran ini merupakan tradisi turun-temurun, yang melambangkan pertemuan antara laki-laki dan perempuan.

“Tari Sodoran ini sudah ada sejak zaman leluhur, yang mana dalam pelaksanaannya saya tadi mengirim makanan untuk bapak sama kakak yang ikut ritual. Saya berharap, generasi muda setelah saya dapat tetap melestarikan Tari Sodoran ini,” ujarnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 89 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya