Menu

Mode Gelap
Dua Maling Motor yang Ditembak Polisi di Gending Divonis 11 Bulan dan 1 Tahun 6 Bulan Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat

Budaya · 2 Apr 2023 16:00 WIB

Es Campur Saparuwa, Minuman Legendaris Khas Pasuruan yang Menggugah Selera


					KHAS: Warung es campur saparuwa yang berada di jalur pantura Kota Pasuruan. (foto: Moh. Rois) Perbesar

KHAS: Warung es campur saparuwa yang berada di jalur pantura Kota Pasuruan. (foto: Moh. Rois)

Pasuruan,- Es campur saparuwa merupakan es campur legendaris di Pasuruan. Warung es campur yang berada di Jalan A Yani, Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ini selalu dipenuhi oleh pembeli, terutama di bulan puasa.

“Di bulan puasa ini, kami memang selalu kebanjiran pembeli. Mereka biasanya membeli es campur untuk takjil di masjid dan pondok pesantren,” kata Nur Izza, salah satu karyawan warung es campur saparuwa.

Es campur saparuwa telah berdiri sejak tahun 1979. Nama es campur saparuwa diambil dari bulan Jawa, sapar dan ruwa.

Bulan sapar merupakan bulan kelahiran anak pertama pemilik warung es campur saparuwa. Sementara bulan ruwa merupakan bulan berdirinya warung es tersebut.

Menurut pemilik warung es campur saparuwa, Kholifa, es campur saparuwa ini terdiri dari campuran berbagai bahan seperti nanas, kelapa muda, cincau hitam, kolang-kaling, jomble (jelly hijau).

Semua bahan diolah dengan cara yang benar untuk menghasilkan es campur yang nikmat dan segar. Yang membut es campur ini berbeda dengan es campur pada umumnya adalah manisan nanas.

“Bedanya ada di manisnya nanas. Kalau es campur lainnya tidak ada manisan nanasnya,” kata Kholifa.

Usaha es campur ini merupakan warisan dari orang tuanya. Kholifa adalah generasi kedua dari keluarga yang mengelola usaha es campur dan telah berdiri selama puluhan tahun.

Dijelaskan Kholifa, meskipun usaha tersebut telah lama berjalan, hanya dua dari enam anak yang diajarkan cara membuat es campur oleh orang tuanya. Keduanya adalah anak perempuan, termasuk dirinya.

“Orang tua saya kan punya 6 orang anak, 4 Laki-laki 2 perempuan. Nah tang diajari membuat es capur hanya anak yang perempuan, termasuk saya ini,” jelasnya.

Es campur saparuwa bukan hanya sekadar makanan penutup yang menyegarkan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas kuliner di Pasuruan.

Pelanggan es campur saparuwa tidak hanya berasal dari warga Pasuruan saja, tapi juga dari luar daerah yang sengaja mampir ketika melintas di Pasuruan.

“Jadi yang pernah beli es campur di sini, ketika ke Pasuruan pasti mampir,” ujar Kholifa.

Kholifa mengaku bahwa warungnya pernah menjual seribu bungkus es campur dalam sehari. Hal ini menunjukkan betapa populer dan diminatinya es campur saparuwa di kalangan masyarakat.

“Dulu itu pernah terjadi dalam satu hari kami mampu menjual seribu bungkus es campur. Kalau normalnya, ya sekitar 500 bungkus per hari,” bebernya.

Harga es campur saparuwa memang terjangkau, sehingga semua kalangan bisa menikmati es campur legendaris ini tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

Satu bungkus es campur dijual dengan harga Rp13 ribu. Namun, bagi pelanggan yang ingin menikmati es campur saparuwa di tempat, harga yang dibanderol adalah Rp7 ribu.

Jadi, bagi Anda yang ingin mencoba es campur saparuwa, jangan khawatir dengan harga mahal. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 79 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

14 Juli 2025 - 16:40 WIB

PCNU Lumajang Tegaskan Sebagai Mitra Kritis dan Konstruktif Pemerintah

13 Juli 2025 - 18:02 WIB

Dua Pos Perlintasan KA Segera Dibangun di Kademangan Kota Probolinggo

12 Juli 2025 - 14:48 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Temui Wali Kota, KPU Kota Probolinggo Minta Hibah Kantor

7 Juli 2025 - 19:25 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro

27 Juni 2025 - 19:02 WIB

Trending di Budaya