Menu

Mode Gelap
Dulu Dididik Pramuka, Bunda Indah Ingin Anak Lumajang Ikuti Jejaknya 3.378 Tenaga Honorer R4 Jember Rajut Asa Jadi ASN PPPK Paruh Waktu, Namun Terkendala hal ini Ada Tukar Guling Aset, Gedung Kesenian Kota Probolinggo Kembali Jadi Lapangan Tenis Indoor Ada Peningkatan Jalur, Perlintasan Arjasa Jember Akan Ditutup Sementara Digeledah Kejaksaan atas Dugaan Korupsi Pelabuhan, PT DABN dan KSOP Probolinggo Memilih Bersikap Kooperatif Kejaksaan Sita Ratusan Dokumen dari Kantor Disdikdaya Probolinggo, Lidik 2 Kasus Korupsi Sekaligus

Ekonomi · 8 Jan 2023 20:31 WIB

Produksi Garam di Probolinggo Hanya 3.244 Ton, Jauh dari Target


					Produksi Garam di Probolinggo Hanya 3.244 Ton, Jauh dari Target Perbesar

Dringu,- Cuaca ekstrim yang terjadi di Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya di sepanjang tahun 2022 mengakibatkan produksi garam tidak maksimal. Akibatnya, target panen pun gagal total.

Data yang dihimpun Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, produksi garam sepanjang tahun 2022 hanya 3.244 ton. Padahal, target produksi yang ditetapkan selama kurun waktu tersebut sebanyak 12.000 ton.

“Target tidak tercapai. Saat ini kami belum dapat informasi dari Dinas Perikanan Provinsi Jatim berapa target produksi garam tahun 2023,” kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Hari Pur Sulistiyono, Minggu (8/1/23).

Hari mengatakan, bencana hidrometeorologi di Kabupaten Probolinggo seperti hujan dengan intensitas tinggi serta hujan yang terjadi terus menerus, membuat produk garam anjlok.

Beberapa daerah sentra produksi garam seperti wilayah Kecamatan Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan, dan Paiton, tidak mampu memaksimalkan hasil panen. Sebab banyak petani garam gagal panen.

“Cuaca tahun ini tidak mendukung produksi garam. Meskipun kemarau tetap terjadi hujan, musim produksi garam juga mundur,” ia menegaskan.

Menurut Hari, produksi garam dimulai sejak Juni 2022 lalu. Banyak lahan yang telah disiapkan para petani garam di kawasan pesisir Kabupaten Probolinggo.

Kemudian pada bulan berikutnya, panen garam sudah bisa dilakukan. “Puncak produksi garam terjadi hingga Agustus dan September 2022,” papar dia.

Sementara pada Oktober 2022, produksi sudah mulai merosot. Hasilnya bahkan turun separuh dari bulan sebelumnya lantaran wilayah penghasil garam sudah sering diguyur hujan.

“Efektif puncak produksi hanya dua bulan, tentu hasilnya tidak maksimal untuk mengejar target,” ungkap Hari memungkasi.(*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Klaim Kondisi Sedang Tidak Baik, Gudang Garam Paiton tak Jamin Beli Tembakau

14 Agustus 2025 - 18:53 WIB

Cegah Penimbunan, Satgas Pangan Sidak Produsen dan Agen Beras di Pasuruan

14 Agustus 2025 - 17:48 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Ancaman TSNA Bayangi Petani Tembakau Lumajang Jelang Panen

7 Agustus 2025 - 12:05 WIB

Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang

6 Agustus 2025 - 16:09 WIB

Trending di Ekonomi