Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 19 Jul 2022 16:43 WIB

Areal Tembakau Berkurang, Kebutuhan Gudang Terancam


					Areal Tembakau Berkurang, Kebutuhan Gudang Terancam Perbesar

KRAKSAAN – Hingga pertengahan Juli ini, masa tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo masih berlangsung. Sehingga kebutuhan gudang pembelian tembakau milik sejumlah pabrik rokok yang diperkirakan mencapai 10.000- 13.000 ton terancam tidak terpenuhi.

Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Muda pada Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo, Evi Rosellawati mengatakan, hingga saat ini luasan area tanam tembakau baru mancapai sekitar 5.000 hektare (Ha). Hal ini masih jauh dari capaian tahun lalu yang luasnya hingga sekitar 9.700 Ha.

“Tahun ini kami targetkan luasnya bisa mencapai 9.000 hektare, tetapi masih belum tercapai,” katanya, Selasa (19/7/2022).

Ia menjelaskan, normalnya tanaman tembakau bisa menghasilkan 1,2 ton per Ha. Sehingga, dengan luasan yang ada sementara ini, diperkirakan hasil tembakau mencapai 6.000-7.000 ton.

“Kebutuhan gudang sendiri tiap tahun tidak jauh dari 10.000-13.000 ton. Makanya, jika luasannya tidak mengalami perkembangan, kemungkinan gudang tembakau kekurangan pasokan. Tapi kami juga belum bisa memastikan kebutuhan riill gudang itu berapa,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakir mengatakan, untuk daerah sentra tembakau masih belum mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Yakni di enam kecamatan, Kotaanyar, Paiton, Pakuniran, Besuk, Gading, Kraksaan, dan Krejengan.

Selain itu ada juga daerah penunjang tembakau, yakni Kecamatan Pajarakan dan Kecamatan Maron.

“Daerah penunjang seperti di Desa Brani Kulon dan Brani Wetan bisa untuk menunjang panen tembakau dengan kualitas yang baik,” terangnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi