Menu

Mode Gelap
Jember Fashion Carnival 2025 Usung Tema Lingkungan, Akan Hadirkan 2 Ribu Peserta Kantor Desa Alun-alun, Lumajang Dibobol Pencuri, Dua Motor Amblas Polda Jatim Bongkar Praktik Pengoplosan LPG, Keutungan Tersangka Ratusan Juta Pasca Pembuangan Bayi di Teras Rumah, Polisi Periksa 3 Saksi dan Rekaman CCTV Remaja 17 Tahun di Pasuruan Ditangkap Usai Rampas Tas Siswi SMP di Jalan Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang

Pemerintahan · 5 Jun 2022 17:41 WIB

Selama ‘Lockdown’, KUD Argopuro Hilang Omzet Rp 900 Juta


					Selama ‘Lockdown’, KUD Argopuro Hilang Omzet Rp 900 Juta Perbesar

Krucil,- Sejak diberlakukannya penyekatan (lockdown) terkait merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di lingkungan KUD Argopuro Krucil, Kabupaten Probolinggo selama sekitar sepekan ini berdampak kepada KUD dan 80 peternak sapi perah yang menjadi mitra KUD.

Pengurus Bidang Usaha KUD Argopuro Krucil, Suloso mengatakan, selama lockdown sejak Selasa (31/5/2022) lalu, pihaknya kehilangan pasokan susu segar senilai sekitar Rp 900 juta. Apalagi hingga kini sapi perah yang terjangkit PMK terus bertambah sehingga menurunkan produksi susu segar.

Dari total populasi sebanyak 7.375 sapi perah, kata Suloso, pada awalnya sebanyak 229 sapi terjangkit dan 11 sapi mati. Saat ini PMK menjangkiti sebanyak 313 sapi perah dan yang mati akibat PMK bertambah dua ekor.

“Secara tidak langsung (PMK) sangat berdampak ke ekonomi. Karena menyerang mulut, dan mulut sendiri merupakan sumber masuknya nutrisi, selain itu sumber makanan terlambat sehingga berpengaruh ke produktivitas,” kata Suloso, Minggu (5/6/2022).

Biasanya, lanjut Suloso, sehari KUD Argopuro bisa memproduksi sampai 40 ton, namun adanya wabah PMK tersebut produksi menjadi turun drastis. Penurunan produksi, tidak tanggung-tanggung, saat ini hanya mampu 8 ton setiap harinya.

“Sejak adanya PMK ini produksi per hari hanya 8 ton. Dan ini berlangsung sampai 17 hari sampai tutup, perkiraan kami ada penurunan ataupun kehilangan omzet sampai Rp 900 juta,” ujar pria yang juga Penasihat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Probolinggo.

Oleh karena itu, sambung dia, adanya vaksin saat ini sangat diharapkan, sehingga hewan ternak terhindar PMK. Selain itu juga melalui imunitas diperbaiki baik melalui makan atau minum. Kalau imun kuat karena keseimbangan makan minum juga pas, maka hewan tidak akan terpapar.

“Harapan pemerintah mendapatkan fasilitas vaksin, sekitar 3 juta vaksin yang dibutuhkan kami saat ini. Ini juga yang jadi harapan masyarakat, karena kalau vaksin Covid-19 itu pemerintah yang bingung cari sasaran vaksin, tapi kalau untuk ini masyarakat yang butuh,” tutur Suloso. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Akan Jadikan Lumajang Sebagai Kota Pisang Kembali

6 Agustus 2025 - 15:18 WIB

Di Senduro Lumajang, 200 KK Dapat Air Bersih dan 95 Rumah Direhab

6 Agustus 2025 - 14:33 WIB

Sepasang Sepatu dari Bupati, Sentuhan Kasih di Sekolah Lereng Semeru

6 Agustus 2025 - 10:27 WIB

Bupati Lumajang Soroti Warga Kaya yang Terima Bansos, Segera Koreksi!

6 Agustus 2025 - 09:51 WIB

Tumpang Tindih Dokumen Tata Ruang di Lumajang, Perda 2013 vs Perda 2023

5 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Tunarungu di Jember Minta Akses Layanan Publik dan Pekerjaan Layak

4 Agustus 2025 - 19:25 WIB

Pemprov Jatim Terbitkan SE Pengibaran Bendera Merah Putih

4 Agustus 2025 - 18:33 WIB

Gubernur dan TNI Resmi Memulai Rutilahu Jatim dari Probolinggo

4 Agustus 2025 - 17:24 WIB

Bendera Fiksi Merebak Jelang 17 Agustus, Sekda: Jangan Gantikan Simbol Negara!

4 Agustus 2025 - 14:55 WIB

Trending di Pemerintahan