Menu

Mode Gelap
Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

Ekonomi · 17 Feb 2022 23:12 WIB

Harga Kedelai Meroket, Podusen Tempe Menjerit


					Harga Kedelai Meroket, Podusen Tempe Menjerit Perbesar

Kraksaan,- Beberapa hari terakhir, harga kedelai merangkak naik di beberapa daerah, tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo. Kondisi ini membuat produsen tempe kelimpungan.

Salah seorang produsen tempe di Desa Bulu Kecamatan Kraksaan, Abdillah mengatakan, harga kedelai saat ini sudah menembus Rp11.000 per kilogram. Ia pun dilema, menaikkah harga jual tempe atau memperkecil ukuran tempe.

“Saya bingung untuk mengatasi kenaikan harga kedelai, kalau memperkecil ukuran, pelanggan takut pindah ke orang lain. Kalau menaikkah harga, pelanggan juga tidak mau, ” Ungkap pria yang akrab dipanggil Ebid ini, Kamis (17/2/22).

Ebid menambahkan, kedelai yang ia pakai saat ini sebagai bahan baku tempe adalah kedelai impor. Sebab jika menggunakan kedelai lokal, hasilnya kurang bagus dan kualitas menurun.

“Kalau kedelai lokal itu, tidak mengembang jadi tidak bagus. Kalau kedelai impor, hasilnya bagus dan rasanya lebih nikmat,” ia menjelaskan.

Ebit menuturkan, ia membutukan sedikitnya 2 ton kedelai per hari untuk kebutuhan produksi tempe miliknya. Nmun saat ini, ia terpaksa mengurangi produksi tempe lantaran harga kedelai sudah meroket.

“Biasanya saya per hari butuh 2 ton, tapi kalau sekarang saya sudah mengurangi produksi, karena bahan pokoknya sudah mahal,” curhatnya.

Hingga saat ini, ia belum memesan kedelai untuk memproduksi tempe. Sebab menurut Ebid, stok kedelai sisa kulakan sebelumnya masih tersedia. Selain itu, ia berharap harg jual kedelai bisa kembali normal.

“Sekarang banyak berita mas, produsen tempe mau berhenti karena kedelai mahal, kemungkinan saya juga gitu mas. Lihat situasi kedepannya seperti apa, mudah-mudahan saja harga kedelai normal lagi,” Ebit memungkasi. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Trending di Ekonomi