Menu

Mode Gelap
Pekerja Migran asal Ranuagung Meninggal di Malaysia, Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pemulangan Jenazah Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno Top! Jember Marching Band Sabet 5 Emas di Kejuaraan Dunia Malaysia Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar

Budaya · 13 Feb 2022 18:32 WIB

Pakaian Adat Dayak hingga Kostum Pejuang Warnai Onthel Goes to Pesantren 2022 Genggong


					Pakaian Adat Dayak hingga Kostum Pejuang Warnai Onthel Goes to Pesantren 2022 Genggong Perbesar

Pajarakan,- Ragam kostum unik dikenakan para onthelis saat mancal bareng dalam Onthel Goes to Pesantren (OGP) 2022 yang digelar oleh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (13/2/22) .

 

Pantauan PANTURA7.com, berbagai pakaian ‘nyeleneh’ yang dikenakan peserta OGP diantaranya pakaian adat Suku Dayak, Sakera khas Madura, kostum monyet, Indonesia Tempo Doeloe hingga pakaian para pejuang kemerdekaan.

Menariknya, meski harus mengayuh pedal sekitar 7 kilometer dengan garis start-finish di halaman P5 PZH Genggong, tak nampak rasa lelah dalam raut wajah onthelis. Bahkan mereka tetap enerjik setibanya di garis finish.

Dari sekian kostum unik, yang paling mencolok adalah pakaian adat Suku Dayat yang dikenakan tiga onthelis asal Jember, Prayitno (60) Ayop (65) dan Joko (62). Meski usia mereka sudah senja, namun ketiganya nampak asyik mengenakan kostum asal Pulau Kalimantan itu.

“Tujuan kami memakai kostum Suku Dayak ini, karena kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia itu luas tetapi tetap satu, Bhinneka Tunggal Ika,” kata Prayitno sesaat usai menyentuh garis finish.

Dijelaskan Prayitno, agar bisa ngonthel di OGP kali ini, mereka rela berangkat pagi-pagi sekali dari Jember. “Kami berangkat subuh untuk menghindari kemacetan di jalan dan khawatir kesiangan sampainya di lokasi,” paparnya.

Di lokasi yang sama, Ayop menyebut, banyak hal positif yang bisa ia petik dari keikutsertaannya di OGP. Selain menjaga tubuh tetap bugar, tentunya bisa menambah dan menjalin persahabatan tanpa memandang suku, ras maupun antar golongan.

“Sudah enam kali saya ikut festival othel ini. Alhamdulillah, saya menemukan banyak saudara baru dari berbagai daerah di Jawa Timur,” paparnya sumringah.

Ia berharap, OGP dapat terus digelar khususnya di lingkungan PZH Genggong. Meski saat ini pandemi, namun menurutnya, hal itu bukan masalah sepanjang protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.

“Saya kenal dengan orang madura, dulu dia juga ikut festival di sini, tapi sekarang berhalangan hadir. Kita beda budaya tetapi Alhamdulillah bisa menjalin persaudaraan dengan baik, bahkan sampai sekarang masih aktif berkomunikasi,” beber Ayop.

Rupanya, pakaian unik yang dikenakan ketiga lansia itu tidak hanya menarik perhatian onthelis lain dan masyarakat. Mereka juga diganjar hadiah oleh inisitor OGP, Gus dr. M. Haris Damanhuri Romly atau Gus dr. Haris.

“Kalau kalian tahun depan memakai kostum yang lebih unik lagi, kalian pasti dapat hadiah lagi dari saya,” janji Gus dr. Haris usai menyerahkan hadiah kepada ketiganya.

Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, mancal sepeda kuno massal ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Peserta wajib menjaga jarak, memakai masker dan tidak berkerumun. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 51 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya