Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Ekonomi · 10 Feb 2022 13:15 WIB

Harga Meroket, Produksi Garam Justru Tersendat


					Harga Meroket, Produksi Garam Justru Tersendat Perbesar

Kraksaan,- Harga garam hasil tambak petani di Kabupaten Probolinggo, pada awal tahun ini cukup tinggi. Meski demikian, petani mengaku masih mengalami kerugian.

Ketua Kelompok Petani Garam Kabupaten Probolinggo, Suparyono mengatakan, harga garam sudah merangkak naik sejak Oktober 2021. Harga garam per kilogram (Kg) yang mulanya dari Rp 500, memasuki awal tahun 2022 menjadi Rp 1.000/Kg.

“Harga garam naik di akhir tahun 2021, sampai sekarang masih tetap bertahan Rp 1.000/Kg, jadi per ton nya Rp 1 juta,” bebernya, Kamis (10/2/22).

Namun ditengah merangkaknya harga komoditas bumbu dapur itu, proses produksi justru tidak bisa maksimal lantaran kondisi cuaca sedang tidak menentu.

“Produksi saya sekarang tidak maksimal karena cuaca tidak menentu, tambak yang konvensional tidak bisa beroperasi. Untungnya saya masih ada (tambak) katup gadis,” jelas dia.

Dikatakannya, ia dan sejumlah petani lain di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, harus cermat memproduksi garam melalui Rumah Produksi Garam (RPG), guna menyiasati cuaca yang tidak bersahabat.

Namun, meski RGP Katup Gadis miliknya tetap beroperasi, menurut Suparyono, hasil produksi belum bisa memenuhi permintaan pasar yang saat ini lumayan tinggi.

“Stok garam yang di gudang cuma 30 ton, itu belum cukup untuk mencukupi permintaan pasar,” ujarnya menambahkan.

Suparyono dan petani, sangat menyayangkan fluktuasi cuaca saat ini. “Karena harga garam sedang bagus tetapi kita tidak bisa memenuhi permintaan pasar,” pungkaa dia. (*)


Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Trending di Ekonomi