Menu

Mode Gelap
Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Kakak-beradik Atlet Balap Motor asal Kota Probolinggo Sabet 2 Medali Porprov Jatim 2025 Diduga Ayan Kambuh Saat Berkendara, Pemotor di Pasuruan Tewas Tabrak Rumah Survei The Republic Institute, Tingkat Kepuasan Terhadap Bupati dan Wakil Bupati Jember Capai 82,8 Persen Tersangka Pembunuhan Wanita di Pasuruan Ngaku Kenal Korban Sejak 4 Tahun Lalu Jelang Terima SK PPPK, Guru di Lumajang Meninggal Dunia

Pemerintahan · 14 Jul 2021 16:55 WIB

7 Jalan di Kraksaan Ditutup, Abang Becak dan Pedagang Meradang


					7 Jalan di Kraksaan Ditutup, Abang Becak dan Pedagang Meradang Perbesar

KRAKSAAN, Dinilai mobilitas masyarakat masih tinggi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat langsung disikapi Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo. Caranya dengan menutup tujuh jalan protokol di Kecamatan Kraksaan.

Ketujuh ruas jalan itu di antaranya, Jalan Djuanda, Kelurahan Patokan, lalu Jalan dr. Mohamad Saleh, jalan menuju Taman Sumberlele (SL) Park. Sementara lima jalan lainnya sudah ditutup sebelumnya, salah satunya jalan di Alun-alun Kota Kraksaan, dan pertigaan Gedung Sasana Krida.

Plt Kepala Dishub Kabupaten Probolinggo, Tatok Krismarhento mengatakan, alasan penutupan ini karena mobilitas masyarakat saat PPKM Darurat dinilai masih tinggi. Salah satunya, banyak djumpai warga keluar rumah tanpa ada keperluan yang jelas.

“Jika ada keperluan pergi ke warung, silakan tidak ada larangan tapi aturannya tetap harus dibungkus. Sehingga alternatif mencegah mobilitas warga dengan menutup sementara jalan-jalan tertentu,” kata Totok, Rabu (14/7/2021).

Penutupan jalan ini, tentunya banyak keluhan dari warga, terlebih warga yang memang sumber penghasilannya dari sekitar jalan tersebut. Salah satunya dikeluhkan oleh Murtadho, penjual kopi di timur Alun-alun Kota Kraksaan yang saat ini terpaksa harus tutup.

“Sebelum berpikir untuk menutup jalan, seharusnya dikaji dulu lah, pikirkan kami yang saat ini penghasilan dari penjualan saja tidak seberapa ditambah lagi menutup jalan yang terpaksa harus tutup toko juga. Mau cari di mana lagi uang,” keluhnya.

Hal senada juga disampaikan Zaenal, tukang becak yang mangkal di pertigaan Jalan Djuanda tidak bisa menutupi kekecewaannya. Menurutnya, sejak PPKM ini saja, tiap harinya ia hanya mampu memuat satu orang, dengan ongkos Rp5 ribu rupiah setiap harinya.

“Kalau sudah ditutup, bagaimana akan mendapatkan penumpang. Sedangkan pekerjaan satu-satunya adalah tukang becak, mau makan apa nanti saya ini. Tidak usah ditutup diberlakukan ini saja (PPKM Darurat) sudah jarang dapat penumpang kok malah makin ditutup,” curhatnya. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Survei The Republic Institute, Tingkat Kepuasan Terhadap Bupati dan Wakil Bupati Jember Capai 82,8 Persen

17 Juni 2025 - 16:48 WIB

Jelang Terima SK PPPK, Guru di Lumajang Meninggal Dunia

17 Juni 2025 - 16:11 WIB

Absensi Siperlu Lumajang Dicurigai, Bupati: Deteksi Mata dan Ekspresi Wajah Harus Dioptimalkan

17 Juni 2025 - 15:08 WIB

Bertemu Wali Kota, FKUB Kota Probolinggo Ajukan Perluasan Lahan TPU bagi Non Muslim

17 Juni 2025 - 14:36 WIB

Selokambang Kritis: Potensi Besar, Pengelolaan Masih Minim

17 Juni 2025 - 14:14 WIB

Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen

16 Juni 2025 - 15:37 WIB

Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru

16 Juni 2025 - 14:23 WIB

Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa

15 Juni 2025 - 16:44 WIB

Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

15 Juni 2025 - 10:58 WIB

Trending di Pemerintahan