PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ratusan warga terdampak proyek pembangunan tol Pasuruan – Probolinggo (Paspro) melakukan aksi protes dengan memblokade jalur pantura Tongas, Jum’at (12/1/2018). Akibatnya, tumpukan kendaraan mengular sehingga jalur utama darat itu lumpuh total.
Pantauan PANTURA7.com di lokasi, aksi protes terjadi sekitar pukul 7.00 WIB. Warga yang mayoritas berasal dari Desa Klampok, Kecamatan Tongas berduyun-duyun menuju jalur pantura, tepatnya di jalan raya Desa Curah Tulis, Kecamatan setempat. Selain aneka poster kecaman, massa membawa selonjoran bambu dan batu berukuran besar.
Selanjutnya, selonjoran bambu dan batu yang mereka bawa diletakkan tepat di badan jalan. Tak hanya itu, massa juga membentuk barisan di badan jalan sembari membentangkan poster kecaman.
Poster-poster yang dibentangkan warga bertuliskan diantaranya ; Tolong kembalikan hak kami, Save jalan tembus dan KPK tolong turun dan cek ada apa dengan kades kami. Selama melayangkan protes, massa tak henti-hentinya mengumpat dan mengecam pengelola proyek.

Ratusan warga saat blokade jalur pantura Tongas, Jum’at (12/1/2018).
“Kami sudah tak punya cara lain untuk memperjuangkan hak kami. kami hanya minta jalan akses ke lahan pertanian yang tertutup tol bisa dilalui kembali. Sudah hampir 8 bulan kami minta ke pengelola proyek dan pihak lain, namun selalu menemui jalan buntu,” kata Jumadi, salah satu tokoh asal Desa Klampok.
Warga, jelas Jumadi, hanya meminta satu jalan setapak untuk akses ke lahan pertanian mereka. Ketinggian uruk tol setinggi 4,93 meter otomatis menutup akses yang selama ini dilewati warga bertahun-tahun. “Padahal secara tehnis, yang dibutuhkan hanya 4,5 meter,” imbuh Jumadi.
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari pengelola proyek, baik T. Waskita Karya maupun Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Paspro. Sementara arus kendaraan dari jalur Surabaya menuju Probolinggo, masih lumpuh total hingga sepanjang 2 KM. (guf/arf).
Tinggalkan Balasan