Menu

Mode Gelap
Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar PAK Lumajang 2025 Prioritaskan Guru Ngaji, Honor Rp1,2 Juta Langsung Cair Terkait HGU PT KJB, DPRD Lumajang Desak BPN Hadirkan Keadilan Agraria Modus Baru Begal di Probolinggo, Sembunyi lalu Lempar Batu ke Pengendara Viral Lansia di Jambangan Probolinggo Ditelantarkan Anak Kandung, ini Fakta Sebenarnya Pengemudi Mengantuk, Pajero Terbalik di Tol Gempol-Pasuruan

Nasional · 13 Des 2017 11:55 WIB

Tuai Polemik, Tim Gabungan Tarik Peredaran Buku IPS Di Kota Probolinggo


					Isi buku mata pelajaran IPS yang tuai kontroversi di Kota Probolinggo. Perbesar

Isi buku mata pelajaran IPS yang tuai kontroversi di Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kabar peredaran buku mata pelajaran IPS kelas enam SD sederajat, yang berisi tulisan Jerusalem sebagai ibukota Israel di Kota Probolinggo, membuat Tim gabungan bergerak cepat, dengan inspeski mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah, Rabu (13/12/2017) siang.

Tim gabungan dari Polresta Probolinggo, Majelis Ulama Indoesia (MUI), Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Kota Probolinggo ini bergerilya mencari buku mata pelajaran (Mapel) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kontroversial itu. Hasilnya, dua sekolah diketahui telah menerapkan nuku yang dikeluarkan oleh penerbit Yudhistira itu.

Dua sekolah yang menggunakan buku cetakan tahun 2016 itu adalah SDN Sukabumi 6 dan MI Hidayatullah. Dalam buku itu, Jerusalem ditulis sebagai ibukota Israel, sementara ibukota negara Palestina dikosongkan. Tak ingin terus menuai polemik, petugas memutuskan untuk menarik peredaran buku tersebut.

“Dugaan kami, buku ini sudah terjual lebih dari 1.000 eksemplar di SD/MI se Kota Probolinggo. Untuk sementara kami tarik, selanjutnya penarikan buku akan dilakukan secara bertahap,” papar Kapolresta Probolinggo, AKBP. Alfian Nurrizal, yang memimpin sidak.

Sementara pihak penerbit berjanji akan segera melakukan penarikan menyeluruh terhadap buku yang terlanjur menyebar, meski batas waktunya belum ditentukan. Selain itu, penerbit akan melakukan revisi agar tidak menyebabkan polemik berkepanjangan di masyarakat.

“Kami masih akan berkoordinasi dengan tim Yudishtira. Sebab selain di Kota Probolinggo, distribusi buku tersebut juga merata dilakukan di seluruh Indonesia,” kata Kepala Pemasaran Penerbit Yudhistira, Iwan Setiawan. (din/arf).

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemerintah Pusat Nilai Jatim Layak Jadi Role Model Penanggulangan Bencana

24 Juli 2025 - 15:18 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Model Nasional Desa Berbasis Kearifan Lokal, Senduro Jawab Tantangan Iklim

8 Juli 2025 - 16:25 WIB

Jasad Sopir Korban Kecelakaan Kapal Selat Bali Tiba di Rumah Duka, Keluarga Histeris

4 Juli 2025 - 07:20 WIB

Dua Warga Lumajang Diduga Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, BPBD Masih Verifikasi Data

3 Juli 2025 - 18:18 WIB

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, 5 Penumpang Tewas

3 Juli 2025 - 15:36 WIB

KONI Desak Pemkot Probolinggo Segera Cairkan Bonus Atlet Peraih Medali PON

2 Juli 2025 - 18:45 WIB

Pemilu Nasional dan Pilkada Dipisah, Tantangan Baru bagi Partai Politik

30 Juni 2025 - 15:56 WIB

Tersangka TKI Ilegal Akui Dapat Untung Rp2 Juta per Korban

30 Juni 2025 - 15:31 WIB

Trending di Hukum & Kriminal