Menu

Mode Gelap
Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025 Kemenag Lumajang Prioritaskan Keselamatan dan Kenyamanan Jamaah Haji Lansia Anak di Bawah Umur di Lumajang Jadi Korban Rudapaksa Ayah Kandungnya KAI Daop 9 Jember Persempit Perlintasan JPL 09, Hanya Boleh Dilalui Kendaraan Bermotor Pesta Miras di Rumah Kades Temenggungan Probolinggo, Dua Warga Meninggal Dunia Ngebut! Pemkot Probolinggo Siapkan 4 Rombel Sekolah Rakyat

Berita Pantura · 7 Jun 2020 10:41 WIB

Tiga Hari Diterjang Rob, Tambak Tidak Terdampak


					Tiga Hari Diterjang Rob, Tambak Tidak Terdampak Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Banjir rob melanda sejumlah wilayah pesisir pantai di Kabupaten Probolinggo, sejak 3 hari lalu. Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, menjadi salah satu kawasan yang tergenang banjr akibat air laut pasang itu.

Di Desa Kalibuntu, selain pemukiman penduduk sebagian wilayahnya menjadi area tambak, yakni tambak garam dan tambak udang. Para petambak bersyukur, meski tiga hari ditejang rob namun tidak terdampak terhadap area tambak.

Ketua Kelompok Petani Garam Kalibuntu Sejahtera 1, Suparyono menjelaskan, banjir rob memang rutin terjadi di desanya. Menurut dia, Desa Kalibuntu akan tergenang banjir rob sedikitnya 2 kali dalam setahun.

“Sudah biasa setiap tahunnya, kalau sudah pertengahan bulan dan akhir bulan, pasti air laut akan pasang dan masuk ke pemukiman warga,” kata Suparyono, Minggu (7/6/2020).

Lantaran sudah menjadi musibah rutin, lanjutnya, para petani garam dan pemilik tambak udang melakukan berbagai antisipasi agar rob tidak sampai berdampak ke tambak, yang luas lahannya mencapai sekitar 30 hektar.

“Kalau tambak udang di Desa Kalibuntu luasnya sekitar 40 sampai 60 hektare. Jadi banjir robnya tidak sampai ke tambak, hanya ke pemukiman saja,” tutur Suparyono.

Sekedar informasi, banjir akibat air laut yang pasang itu terjadi mulai Kamis (4/6/2020) sekitar pukul 9.00 Wib. Air laut meluap dan merendam area pemukiman warga sekitar.

Bahkan, ketinggian air laut disejumlah titik pemukiman hampir mencapai 1 meter. Namun, selang 5 jam kemudian, air laut perlahan mulai surut sehingga aktifitas warga berangsur kembali normal. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Mengenal Mini Boat Racing, Lomba Perahu Mini Khas Desa Banjarsari Probolinggo

28 April 2025 - 20:59 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Mengenal Lebih Dekat Sejarah Kereta Api di Lumajang, dari Masa Kolonial hingga Sekarang

26 April 2025 - 18:23 WIB

Lindungi Pengguna Jalan, KAI Jember Pasang Portal di Perlintasan Berbahaya

23 April 2025 - 04:52 WIB

Hippa di Lumajang Keluhkan Efektivitas Dam Boreng

22 April 2025 - 19:41 WIB

Jalur Kereta Api di Lumajang Masa Kolonial, Tingkatkan Produksi dan Distribusi Komoditas Ekspor

20 April 2025 - 14:04 WIB

Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda

19 April 2025 - 12:52 WIB

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Trending di Lingkungan