Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Ekonomi · 30 Mar 2020 11:30 WIB

Berkah Corona, Petani Empon-empon Untung


					Berkah Corona, Petani Empon-empon Untung Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Sejak merebaknya Virus Corona atau Covid-19, harga sejumlah komoditas rempah-rempah di Kabupaten Probolinggo alami kenaikan. Tetumbuhan yang dikenal dengan sebutan empon-empon ini naik harga seiring melonjaknya permintaan.

Terdapat sedikitnya 4 jenis empon-empon yang harga jualnya di pasaran tradisional naik drastis. Tetumbuhan itu meliputi Kunyit, Jahe biasa dan jahe merah, Serai serta Temulawak.

Saat ini, untuk harga kunyit sudah mencapai Rp45 ribu per kilogram dari harga awal yang hanya Rp12 ribu per kilogram. Sementara harga jahe biasa mencapai Rp45 ribu per kilogram dari harga awal Rp10 ribu per kilogram.

Sedangkan harga serai kini mencapai Rp15 ribu per kilogram, naik tiga kali lipat dari harga awal Rp5 ribu per kilogram. Sementara harga temulawak diketahui Rp20 ribu per kilogram, padahal harga awal hanya Rp5 ribu saja.

Kenaikan 4 jenis empon-empon ini dibenarkan oleh Riski Nur Zakariya (28), seorang pedagang di pasar Semampir, Kota Kraksaan. Menurutnya, kenaikan harga sudah sejak beredarnya kabar virus corona merebak di Indonesia.

“Ya naik sejak ada isu corona, karena diprediksi bisa menangkal virus itu. Paling tinggi naiknya ya kunyit dan jahe, mungkin untuk bahan membuat ramuan atau jamu,” tutur dia.

Salah seorang pebubidaya jahe merah, Abdul Hari menyebut, kenaikan harga Empon-empon tak lepas dari tingginya permintaan. Biasanya pengepul membeli jahe merah miliknya dengan selisih harga Rp3 hingga Rp5 ribu lebih murah dibanding harga di pasaran.

“Ya Alhamdulillah, meski penyakit ini menakutkan tapi juga membawa berkah. Jahe merah punya saya ini belum semua panen, tapi sudah dipesan orang,” papar petani asal Desa Kandangjati Kulon, Kecamatan Kraksaan ini. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Pemerintah Pusat Nilai Jatim Layak Jadi Role Model Penanggulangan Bencana

24 Juli 2025 - 15:18 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi