PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pesta demokrasi yang dihelat serentak pada 17 April, benar-benar menguras fisik dan mental. Para penyelenggara pemilihan umum (pemilu) di Kabupaten Probolinggo pun bertumbangan, bahkan hingga meninggal dunia.
Catatan PANTURA7.com, sedikitnya 8 penyelenggara pemilu terpaksa menjalani perawatan medis, sehari pasca pencoblosan. Rinciannya, 3 penyelenggara dibawah naungan Komisi Pemiliihan Umum (KPU) dan 5 penyelenggara dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Tiga penyelenggara dari KPU yang sakit adalah Siti Aisyah (22) dan Aziz (48), anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Kecamatan Kuripan. Satu orang lain adalah Dini, anggota Panitia Pemilih Kecamatan (PPK) Kecamatan Tegal Siwalan.
Ketua KPU Kabupaten Probolinggo Lukman Hakim mengatakan, faktor ambruknya ketiga penyelenggara pemilu itu diduga karena kelelahan. Sementara untuk Aziz yang meninggal dunia, juga dipengaruhi oleh penyakit bawaan.
“Kecapekan mas, karena pelaksanaan pilpres dan pileg yang serentak. Tapi kalau yang meninggal dunia, itu juga karena mengidap penyakit diabetes,” kata Lukman saat dikonfirmasi, Jum’at (19/4/2019).
Tak hanya KPU, 5 orang penyelenggara dari Bawaslu juga bertumbangan. Mereka adalah Kasuli, Pengawas Desa (PD) Sumberejo Kecamatan Paiton; Kamal sebagai PD Triwungan, dan Abdul Malik, Pengawas TPS 01 di Desa Kamalkuning, Kecamatan Krejengan.
Sedangkan dua orang lainnya ialah Ahmad Nafi’, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Lumbang dan Sukali PD Sumberbulu, Kecamatan Tegalsiwalan. Meski kondisinya membaik, namun merka masih dalam perawatan medis.
“Sudah tertangani semua. Kondisi semuanya sudah mulai membaik dan sudah ada yang sembuh,” kata Komisioner Bawaslu Kabupaten Probolinggo Divisi Sumber Daya Manusia (SDM), Zaini Gunawan. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan