Menu

Mode Gelap
Sejumlah SPBU di Jember Kosong, Pertamina Sebut Klaim Tidak Ada Kelangkaan BBM Jazz Gunung Bromo 2025 Usung Dua Series, Sal Priadi Pukau Penonton di Hari Pamungkas Distribusi BBM ke Jember Terganggu, Sejumlah SPBU Kehabisan Stok Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar PAK Lumajang 2025 Prioritaskan Guru Ngaji, Honor Rp1,2 Juta Langsung Cair Terkait HGU PT KJB, DPRD Lumajang Desak BPN Hadirkan Keadilan Agraria

Ekonomi · 10 Apr 2019 12:31 WIB

Jadi PSK, Wanita Ini Mengaku Demi Hidupi Anak


					Para PSK dan mucikari yang terjaring menjalani tes kesehatan di Kantor Satpol PP Kabupaten Probolinggo. (Foto : Moh Ahsan Faradies). Perbesar

Para PSK dan mucikari yang terjaring menjalani tes kesehatan di Kantor Satpol PP Kabupaten Probolinggo. (Foto : Moh Ahsan Faradies).

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Menjalani hidup sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK), tak pernah terbayang dalam benak RR (28). Namun, ibu muda asal Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo ini terpaksa melakukannya karena beban hidup yang ia sebut sangat berat.

Kepada PANTURA7.com, RR mengaku ia telah menjadi pemuas lelaki hidung belang sejak setahun terakhir. Kebutuhan ekonomi yang melilit, menjadi penyebabnya. Sementara sang suami, tak bisa bekerja pasca lumpuh seusai kecelakaan.

“Suami saya nelayan, tetapi tulang pinggang dan pahanya lumpuh setelah mengalami kecelakaan. Jadi saya terpaksa kerja seperti ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” aku RR, Rabu (10/4/2019).

Selain biaya hidup untuk suaminya, menurut RR, ia juga menanggung biaya hidup untuk anak semata wayangnya, yang kini berusia 6 tahun. “Kalau mau ‘kerja’, anak saya titipkan kepada tetangga,” ucap RR menjelaskan.

Terkait dunia prostitusi yang dia geluti, RR mengatakan bahwa hal itu sudah diketahui oleh suaminya. Sang suami melarang namun RR bersikeras tetap menjalani pekerjaannya. Lagi-lagi, RR berdalih karena dorongan ekonomi.

“Sudah dilarang sama suami, tetapi mau gimana lagi. Suami yang lagi sakit sekarang dirawat sama istri pertamanya, saya istri keduanya,” ujar perempuan lulusan sekolah dasar ini.

RR menambahkan, profesi yang ia jalani amat membantu kebutuhan ekonominya. Sekali kencan, RR mamatok tarif Rp. 100 ribu. Sebanyak Rp. 80 ribu ia ambil, sedangkan sisanya ia berikan kepada muncikarinya sebagai bayar sewa kamar.

“Kadang kalau tamu merasa puas, ia ngasih uang lebih, bisa sampai Rp. 200 ribu. Sehari, saya melayani tiga hingga lima tamu. Kalau tidak begini, saya bingung untuk kebutuhan anak,” tuturnya dengan kepala merunduk.

Diketahui, Satpol Pol PP Kabupaten Probolinggo menjaring RR dan 5 PSK lainnya saat melakukan razia di sejumlah warung remang-remang di Kecamatan Kraksaan dan Pakuniran. Selain 6 PSK, petugas juga mencokok 5 muncikari. Satu PSK teridentifikasi mengidap HIV/AIDS. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sejumlah SPBU di Jember Kosong, Pertamina Sebut Klaim Tidak Ada Kelangkaan BBM

27 Juli 2025 - 13:57 WIB

Jazz Gunung Bromo 2025 Usung Dua Series, Sal Priadi Pukau Penonton di Hari Pamungkas

27 Juli 2025 - 12:44 WIB

Distribusi BBM ke Jember Terganggu, Sejumlah SPBU Kehabisan Stok

27 Juli 2025 - 11:38 WIB

Lomba Dayung di Pesisir Kota Pasuruan Diharapkan Tarik Wisatawan

26 Juli 2025 - 17:18 WIB

Polemik Sound Horeg, Kiai di Jember Siap Jalankan Fatwa MUI namun Tunggu Instruksi Gubernur

25 Juli 2025 - 18:49 WIB

Keras dan Berfrekuensi Tinggi, Pakar Fisika Ingatkan Sound Horeg Punya Dampak Fisik Serius

25 Juli 2025 - 18:24 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Penutupan Jalur Gumitir, Satlantas Probolinggo Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kendaraan di Jalur Pantura

24 Juli 2025 - 20:02 WIB

Trending di Sosial