Menu

Mode Gelap
Imbas Curanmor, 9 Kampus Sepakat Tarik Mahasiswa KKN Kolaboratif 2025 dari Lumajang Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi Pencurian Motor Beruntun Terjadi di Kota Probolinggo, Aksi Pelaku Terekam CCTV Pelaku Penganiayaan Sopir Bus di Pasuruan Ditangkap Tak Diberi Uang, Sopir Bus Dianiaya Preman di Pasuruan

Ekonomi · 10 Jan 2019 11:04 WIB

Produksi Turun, Petani Probolinggo Tetap Pasok Kebutuhan Jagung Nasional


					Produksi Turun, Petani Probolinggo Tetap Pasok Kebutuhan Jagung Nasional Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Produksi jagung petani di wilayah Kabupaten Probolinggo selama masa tanam tahun 2018, turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan karena areal tanam juga berkurang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari menjelaskan, rata-rata produksi jagung setiap tahun di Kabupaten Probolinggo berkisar antara 200 ribu hingga 250 ribu ton. Sementara yang dikonsumsi oleh masyarakat sebesar 4.000 hingga 5000 ton.

“Jadi ada surplus, surplus ini yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional,” kata Hasyim, Kamis (10/1/2019).

Padahal menurut Hasyim, musim panen kali ini produksi jagung menurun akibat berkurangnya areal tanaman jagung. Banyak petani yang memilih menanam tanaman lain karena lahan sempat dilanda kekeringan atau dengan berbagai pertimbangan ekonomis lainnya.

“Diharapkan kepada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani, red) tolong manfaatkan lahan yang ada jangan sampai lahan itu tidak tertanami. Karena sudah ada bantuan berupa sumur bor untuk mengatasi kekurangan air,” wanti Hasyim.

Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI Agung Hendriadi saat memantau jagung di Desa Alastengah, Kecamatan Besuk, sehari sebelumnya mengharapkan agar pada bulan Januari 2019 panen jagung petani bisa mencapai 100 ribu ton.

“Tahun 2018 kemarin, produksi jagung di Indonesia, khususnya Jawa Timur mencapai 1,3 juta ton. Mudah-mudahan tahun ini produksinya bisa mencapai 1,2 juta ton. Yang menjadi kendala bukan karena kekurangan produksinya, tetapi harganya yang jatuh,” cetusnya.

Agung menambahkan, pemerintah sudah menetapkan HET jagung sebesar Rp 3.150 per kg. Jika ada yang menjual dengan harga Rp 4.000 per kg, maka itu masih wajar. Kisaran harga ini, menurutnya, harus terus dijaga hingga memasuki panen raya pada Maret 2019 nanti.

“Biasanya saat bulan Oktober hingga Pebruari harga jagung tinggi, tetapi pada waktu panen raya bulan Maret harganya turun drastis. Mudah-mudahan harga jual jagung ini tidak terlalu tinggi untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak ayam petelur,” tutupnya. (*)

 

 

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Imbas Curanmor, 9 Kampus Sepakat Tarik Mahasiswa KKN Kolaboratif 2025 dari Lumajang

12 Agustus 2025 - 19:35 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Disetujui Kemenhub, Stasiun Klakah Resmi Berganti Nama Jadi Stasiun Lumajang

12 Agustus 2025 - 15:31 WIB

Harga Jual Turun, Pemkab-DPRD Probolinggo Sidak Gudang Tembakau di Paiton

11 Agustus 2025 - 20:21 WIB

Marak Pencurian Motor Mahasiswa, UIN KHAS Jember Evaluasi Penempatan KKN di Lumajang

11 Agustus 2025 - 19:38 WIB

Langgar Kode Etik, Dua Anggota Polres Probolinggo Kota Dipecat

11 Agustus 2025 - 19:18 WIB

Berusia Satu Abad Lebih, Dua Terowongan KA di Jember–Banyuwangi Akan Dibangun Ulang

11 Agustus 2025 - 18:47 WIB

Momentum HUT RI ke-80, KAI Tawarkan Harga Tiket Hanya 80 Persen

11 Agustus 2025 - 15:46 WIB

Trending di Regional