PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Masih ingat serbuan ribuan ulat jati yang sekitar sepekan terakhir membikin warga Desa Sumberkare, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Pro bolinggo “girap-girap” Perhutani Jatim menyatakan, munculnya ribuan ulat jati itu merupakan siklus lima tahunan saat musim hujan.
“Yang jelas itu kemunculan ulat-ulat jati merupakan siklus lima tahunan yang muncul saat musim hujan,” ujar Humas Perhutani Jatim, Misbahul Munir kepada PANTURA7.com lewat sambungan seluler, Kamis (3/1/2019).
Perhutani, lanjut Munir, masih akan berkoordinasi apalah lahan jati yang menjadi sarang ulat-ulat itu masuk wilayah Perhutani atau milik warga. Pasalnya di daerah Sumberkare tak jarang warga menanami lahannya dengan pohon jati.
“Masih kita koordinasikan karena kita belum tahu itu lahan sebelah mana yang terdampak,” tambahnya.
Ulat jati, kata Munir, tidak berbahaya. Hanya saja dilihat dari warnanya yang hitam terkadang membikin takut. Ia pun mengimbau warga agar tidak membasmi ulat-ulat jati dengan bahan kimia.
“Kami imbau jangan dibasmi karena tidak berbahaya. Air hujan dua sampai tiga kali membuat ulat hilang dengan sendirinya. Jangankan masyarakat, kami pun tidak boleh membasmi ulat tersebut,” tandas Munir memaparkan.
Diketahui, sudah sepekan ini warga Desa Sumberkare diteor ribuan ulat. Binatang berwarna hitam yang berasal dari pohon jati itu membuat warga harus berhati-hati jika melintasi jalan karena binatang ini bergelantungan di pohon dan jatuh ke jalan.
Sarang ulat jati tersebut tepatnya berada di Dusun Gedangan, Desa Sumberkare. Ribuan ulat menempel di pohon jati. Bahkan sampai bersarang di tembok bangunan dan drum di gudang milik warga sekitar.
Hal senada diungkapkan Nur Hasan (44) warga Sumberkare. Dikatakan ulat hitam kecil dari pphon jati tersebut menurutnya merupakan fenomena tahunan. Bahkan datang saat musim hujan seperti saat ini.
“Memang biasanya tiap tahun mengerubungi pohon jati sampai tembok-tembok. Ini kalau di sini sebagai pertanda datangnya musim hujan. Warga kadang geli tapi juga paham karena kalau hujan nanti hilang sendiri,” terang Hasan.
Kendati demikian, pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah. Meski tak ada korban, sebagian warga mengaku geli terhadap ulat jati. “Ya semoga ada perhatian dari pemerintah, entah diapakan,” tandasnya. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan