Probolinggo,- Banjir kiriman menerjang sejumlah desa di wilayah Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Selasa sore (23/12/25). Ketinggian air sempat mencapai 30 sentimeter sebelum akhirnya surut.
Pantauan di lokasi, air Sungai Kedunggaleng naik secara bertahap sejak pukul 16.30 WIB. Air sungai mulai meluap hingga ke pemukiman dan jalan sekitar pukul 17.30 WIB.
Warga Desa Kedungdalem dan Dringu yang mengetahui air naik, kemudian memasang penghalang air di pintu rumahnya, sehingga air tak sampai masuk ke rumah.
“Air mulai naik pukul 16.30 WIB, dan baru mulai meluap pas maghrib. Tadi setelah air naik, saya langsung memasang penghalang didepan pintu rumah, sehingga air tak sampai masuk ke rumah,” ujar warga sekitar, Sholika.
Meski banjir kiriman ini tidak sebesar seperti sebelumnya, namun ketinggian air yang sempat mencapai 30 sentimeter, membuat warga agak panik.
“Alhamdulillah banjir kali ini tidak besar, dan cepet surut tidak seperti banjir sebelumnya yang sampai merusak dapur rumah saya,” imbuh Sholikah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarief menyebut, banjir kiriman terjadi karena wilayah atas, seperti Kecamatan Sumber, Kuripan dan Bantaran diguyur hujan deras.
Hujan deras mengguyur kawasan lereng Gunung Bromo selama 3 jam, mulai pukul 12.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB.
“Hambatannya di aliran sungai Kedunggaleng, sampah tersangkut di sejumlah jembatan sehingga menghambat air mengalir, hang mengakibatkan air meluap,” katanya.
Oemar Sjarief mengatakan, dari laporan tim lapangan, ketinggian air tertinggi mencapai 50 cm. Bahkan di Desa Dringu, ketinggian debit air lebih tinggi.
“Ini merupakan kejadian kedua sepanjang 2025. Pertama terjadi pada bulan Februari, bersamaan dengan pengerjaan bronjong, meski air naik, namun tidak sebesar pada hari ini,” imbuhnya. (*)













