Lumajang, – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lumajang, tingkat kemiskinan pada tahun 2025 turun menjadi 8,60 persen atau setara dengan 9.064 jiwa.
Staf Ahli Muda Statistik BPS Lumajang, Roni Hartono menjelaskan, data tersebut bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dengan pendekatan sampel rumah tangga. Metode ini dinilai mampu memberikan gambaran kondisi kemiskinan yang lebih akurat di tingkat lokal.
“Pendekatan ini memperkuat basis data kemiskinan, sehingga setiap kebijakan dapat lebih tepat sasaran,” katanya, Sabtu (16/11/25).
Penurunan angka kemiskinan ini, lanjut Roni, tidak hanya catatan statistik, berbagai program sosial, pemberdayaan ekonomi, hingga pembangunan infrastruktur yang merata disebut menjadi pendorong utama tercapainya hasil tersebut.
Tren positif ini telah berlangsung secara konsisten sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2021, persentase kemiskinan tercatat sebesar 10,05 persen, kemudian menurun menjadi 9,06 persen pada 2022, 8,93 persen di 2023, dan 8,65 persen di 2024 sebelum mencapai 8,60 persen pada tahun ini.
“Ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah berbasis data mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat, terutama kelompok rentan,” kata Roni.
Berbagai langkah strategis Pemkab Lumajang selama ini, seperti bantuan langsung tunai, pelatihan keterampilan, pendampingan usaha mikro, serta pembangunan akses infrastruktur di desa terpencil, dinilai menjadi fondasi penting dalam menekan angka kemiskinan.
“Ketika masyarakat memiliki akses terhadap pendidikan, lapangan kerja, dan fasilitas dasar yang memadai, mereka dapat keluar dari lingkaran kemiskinan secara mandiri,” pungkasnya. (*)











