Lumajang, – Tiga bulan pascakejadian tragis di Pondok Pesantren Asy Syarifiy, Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Dewangga Naufal Al Yusen masih harus menjalani perawatan intensif.
Akibat luka serius di saluran pencernaannya, ia tidak dapat makan secara normal dan harus disuntikkan susu khusus melalui selang sebagai satu-satunya sumber nutrisi bagi tubuhnya.
Kondisinya yang memprihatinkan itu bermula dari aksi iseng salah satu teman pondoknya yang memberikan larutan asam klorida (HCL) yang dimasukkan ke dalam botol minuman kemasan.
Dewangga diduga tidak mengetahui isi botol tersebut sebelum akhirnya menenggaknya bersama dua santri lainnya.
Peristiwa itu terjadi sekitar tiga bulan lalu dan sempat menggemparkan lingkungan pondok. Sejak saat itu, Dewangga harus bolak-balik rumah sakit untuk menjalani pengobatan akibat penyumbatan saluran pencernaan yang ditimbulkan oleh cairan kimia berbahaya tersebut.
Menanggapi kejadian tersebut, pihak Pondok Pesantren Asy Syarifiy akhirnya mengambil langkah tegas. Santri berinisial A, yang diduga sebagai pelaku utama, resmi dikeluarkan dari pondok.
“Sudah kami keluarkan. Kami sudah tindak tegas yang bersangkutan karena termasuk pelanggaran berat yang tidak bisa kami tolerir,” tegas Ahmad Syaifudin Amin, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Asy Syarifiy, saat ditemui di Lumajang, Jumat (3/10/25).
Amin menjelaskan, pihak pondok tidak langsung memberikan sanksi usai kejadian, melainkan menunggu adanya itikad baik dari keluarga santri pelaku untuk bertanggung jawab. Namun karena beberapa kali proses mediasi tidak menghasilkan kesepakatan, pihak pesantren akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan tegas.
“Kita awalnya menunggu agar keluarga bisa bertanggung jawab, tapi karena beberapa mediasi yang kita lakukan tidak ada kesepakatan, ya sudah kami keluarkan,” lanjut Amin. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra