Paralon Hias jadi Lampu Hias Cantik, Diburu Warga Luar Pulau

MAYANGAN,- Anda punya pipa paralon bekas? Stop! Jangan buru-buru dibuang. Sebab paralon bekas dengan sentuhan kreatifitas bisa menjadi pundi-pundi penghasil rupiah.

Seperti yang dilakukan Erwin Adi Prastika (28), warga Jl. Serma Abdurrahman, Gang 9, Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Dengan tangan cekatannya, pipa paralon bekas menjadi lampu hias ukir bernilai jual tinggi.

Untuk membuat lampu hias ukir, ada beberapa langkah yang dilakukan Erwin, yang dibantu sahabatnya, Yozak Pamungkas (28), warga Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.

Pertama, Erwin menyediakan bahan dasar pipa paralon yang sudah di ukur, kemudian didesain dengan bentuk sesuai pesanan. Langkah kedua, pipa paralon diukir menggunakan bor listrik dengan mata bor yang sudah disesuaikan.

Menurut Erwin, proses pengukiran membuhkan waktu beberapa hari, karena faktor bentuk, tingka kesulitan dan detil gambar. Karena itu, ketelitian dan kehati-hatian amat diperlukan dalam proses pengukiran.

“Proses pengukiran butuh dua hari hingga tiga minggu. Misal kita membuat ukiran surat Yasin, itu membutuhkan waktu satu minggu, selain huruf arabnya yang kecil, juga membutuhkan ketelitian agar tidak salah huruf,” terangnya.

Pipa paralon yang sudah diukir, imbuh Erwin, lalu lampu dipasang beserta komponen kelistrikan hingga komponen lain untuk mempercantik tampilan. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Menurut Erwin, sejak bulan ramadan pesanan pesanan lampu hias ukir mengalami peningkatan. Mayoritas pesanan warga lampu ukir kaligrafi dan miniatur masjid. Harga jual antara Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta per unit.

ESTETIK: Kerajinan tangan berbahan pipa paralon bekas karya Erwin yang estetik. (foto: Hafiz Rozani)

“Pemesan banyak yang berasal dari luar pulau, seperti dari Kota Medan, Kalimantan Barat serta luar Jawa Timur. Pembeliannya rata-rata via online, ” tandas dia.

Sementara itu, Yuzak Pamungkas menyebut, kesulitan utama dalam kerajina yang dirintis sejak 2 tahun lalu itu adalah soal ketelitian. Jika desain pertama gagal, maka tidak bisa digunkan lagi dan harus membuat desain baru.

Baca Juga  Agar Pernikahan Awet dan Kuat, Pengantin asal Tongas Gunakan Linggis sebagai Mahar

“Awal pembuatan lampu hias ukiran pipa paralon ini menggunakan pipa bekas, namun seiring banyaknya pesanan, maka digunakan pipa paralon baru untuk menjaga kualitas,” Yuzak menjelaskan.

Selain ukiran kaligrafi, lampu hias paralon kreasi Erwin dan Yuzak, juga bisa berbentuk menara pisa, menara eifel, patung hewan dan ornamen lainnya. “Tergantung pesanan,” tandas Yuzak. (*)

Editor : Efendi Muhamad
Publisher : Albafillah

Baca Juga

Tebing Piket Nol Kembali Longsor, Jalur Lumajang – Malang Kembali Ditutup

Lumajang,- Jalur Piket Nol di KM 54 Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang kembali ditutup. …