Lumajang, – Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lumajang menurun signifikan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lumajang, persentase imunisasi measles rubella (MR1) pada tahun 2024 hanya mencapai 73,6 persen, turun cukup jauh dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 87,83 persen.
Penurunan ini disoroti sebagai salah satu faktor penyebab Kabupaten Lumajang masuk dalam daftar Kejadian Luar Biasa (KLB) campak nasional. Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa hingga minggu ke-33 atau 24 Agustus 2025, Lumajang termasuk dalam 46 kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami KLB campak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Lumajang, dr. Marshall Trihandono, menjelaskan bahwa rendahnya cakupan imunisasi disebabkan oleh kurangnya edukasi kepada masyarakat, khususnya orangtua balita.
“Kebanyakan kurang edukasinya. Padahal imunisasi ini penting, tapi ada saja yang takut anaknya rewel dan sebagainya,” kata Marshall Minggu (21/9/25).
Orangtua, menurut Marshall, kerap kali memiliki anggapan bahwa imunisasi akan membuat bayi menjadi rewel, demam, atau sulit ditenangkan. Padahal, reaksi tersebut merupakan hal normal yang justru menunjukkan sistem kekebalan tubuh anak sedang bekerja melawan virus.
Sebagai respons atas situasi ini, Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menginstruksikan pelaksanaan imunisasi massal khusus bagi anak-anak usia di bawah dua tahun.
“Ini balita dua tahun ke bawah saya suruh imunisasi (campak) serentak. Nanti akan dijadwalkan oleh Dinkes,” tegas Indah.
Sebagai tambahan informasi, imunisasi MR1 sendiri merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit campak (measles) dan rubella. Selain cakupan MR1 yang hanya 73,6 persen, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Lumajang pada 2024 tercatat sebesar 83,6 persen. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra