Menu

Mode Gelap
Grebek Gunungan Meriahkan Peringatan Maulid di Talangsari Jember Pembacokan di Jalur Wisata Bromo, Korban Disebut-sebut jadi Biang Keretakan Rumah Tangga Pelaku Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar Akademisi Sebut Istilah Penonaktifan Anggota DPR Tak Dikenal dalam UU MD3 Bocah 5 Tahun di Pasuruan Diserang Kera Liar, Alami Luka Serius Tersandung Kasus Pengadaan Laptop, Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim jadi Tersangka

Ekonomi · 5 Sep 2025 19:13 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar


					SERAP GULA: Suasana gudang PG Jatiroto Kabupaten Lumajang yang jadi tempat petani menimbun gula sebelum dijual. (Foto: istimewa). Perbesar

SERAP GULA: Suasana gudang PG Jatiroto Kabupaten Lumajang yang jadi tempat petani menimbun gula sebelum dijual. (Foto: istimewa).

Lumajang,- Setelah melalui fase penuh ketidakpastian, para petani tebu di Kabupaten Lumajang akhirnya kini bisa bernapas lega.

Sebanyak 5.500 ton gula milik petani yang sebelumnya tertimbun di Gudang PG Jatiroto, kini telah dibayar oleh Danantara dengan nilai total mencapai Rp 79,7 miliar.

Kabar gembira ini disampaikan oleh Plt Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Jatiroto, Edy Sudarsono. Ia menyebut bahwa pembayaran telah dilakukan pada tahap pertama dengan harga Rp.14.500 per kilogram.

“Pada Kamis kemarin sudah cair semua dana dari Danantara untuk Jatiroto Tahap I dengan kuantum 5.500 ton,” kata Edy melalui pesan pribadi via WhatsApp (WA) Jumat (5/9/25).

Dengan pembayaran tersebut, stok gula milik petani yang sebelumnya menumpuk di gudang tersisa sekitar 2.500 ton. Sementara itu, 1.000 ton lainnya sudah lebih dulu diserap oleh pedagang lokal.

Rencananya, sisa 2.500 ton gula tersebut juga akan diserap oleh Danantara dalam tahap kedua.

Meski belum ada kepastian kapan Tahap II akan direalisasikan, Edy menyebut bahwa penyerapan di tahap pertama ini sudah membawa angin segar bagi para petani.

“Alhamdulillah, sudah aman dan semangat lagi,” Edy menegaskan.

Edy berharap, ke depan tidak ada lagi penundaan dalam proses penyerapan gula petani. Mengingat sektor pertanian tebu merupakan sumber penghidupan utama bagi banyak keluarga di Lumajang.

“Sepertinya sudah mulai lancar karena pedagang gula juga sudah mulai meliriknya,” pungkasnya. (*)

 


Editor : Mohammad S

Publisher : Keyra


Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Klaim Kondisi Sedang Tidak Baik, Gudang Garam Paiton tak Jamin Beli Tembakau

14 Agustus 2025 - 18:53 WIB

Cegah Penimbunan, Satgas Pangan Sidak Produsen dan Agen Beras di Pasuruan

14 Agustus 2025 - 17:48 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Trending di Ekonomi