Menu

Mode Gelap
Perkuat Program Gizi Santri Lewat MBG, PBNU Resmikan 42 SPPG di Jember Polantas Kejar Terduga Pelaku Curanmor, Diamankan Setelah Motor Ditabrak Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah Wali Kota Probolinggo Mutasi Pejabat, Empat Kepala Dinas Terpental Toko Emas di Pasirian Lumajang Dibobol Dua Wanita, Kalung 15 Gram Raib Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Pengobatan Santri Korban Keracunan Asam Klorida

Lingkungan · 16 Agu 2025 19:55 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi


					PROTES: Pengibaran Bendera Merah Putih di Bukit Perbatasan Probolinggo-Situbondo (atas PLTU Paiton) oleh Koalisi Masyarakat Sae Patenang, Sabtu (16/8/25) sore, sembari menyampaikan protes kerusakan lingkungan. (foto: Ali Ya'lu).
Perbesar

PROTES: Pengibaran Bendera Merah Putih di Bukit Perbatasan Probolinggo-Situbondo (atas PLTU Paiton) oleh Koalisi Masyarakat Sae Patenang, Sabtu (16/8/25) sore, sembari menyampaikan protes kerusakan lingkungan. (foto: Ali Ya'lu).

Probolinggo,– Momentum jelang puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di kawasan Tol Probolinggo – Banyuwangi (Probowangi) diwarnai aksi protes oleh sekelompok warga, Sabtu (16/8/25) siang.

Warga yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Sae Patenang bersama RPH Kabuaran KPH Perhutani Probolinggo menggelar aksi simbolik. Mereka mengibarkan bendera merah putih diatas bukit, tepat di wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo – Situbondo.

HORMAT: Koalisi Sae Patenang melakukan hormat bendera secara simbolik sembari protes kerusakan lingkungan di kawasan proyek Tol Probowangi. (foto: Ali Ya’lu).

Di balik penghormatan kepada sang merah putih, tersirat pesan perlawanan terhadap perusakan lingkungan yang diduga terjadi akibat aktivitas Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Probowangi.

Koordinator Koalisi Masyarakat Sae Patenang, Syarful Anam mengatakan, hutan yang dikelola Perhutani kini rusak parah akibat aktivitas penimbunan material proyek yang dilakukan secara sembarangan.

“Jangan mentang-mentang proyek ini dikelola BUMN, lalu bertindak sewenang-wenang terhadap hutan. Banyak pohon-pohon milik perhutani yang ditimbuni material proyek, itu jelas merusak ekosistem,” katanya.

Menurut Syarful, proyek jalan tol secara konstan telah menyebabkan ekosistem yang awalnya alami, kini rusak. Ia menuntut agar pihak kontraktor segera mengambil langkah korektif untuk menghentikan aktivitas demi menghindari kerusakan lebih luas.

“Kami beri waktu tiga hari sejak sekarang untuk menertibkan kondisi ini. Jika pengrusakan tetap dibiarkan, kami akan menuntut penghentian total proyek ini di area yang terdampak. Kami minta kepada BUMN, tolong berakhlakul karimah kepada hutan kita, bumi kita,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten Perhutani RPH Kabuaran KPH Probolinggo, Mahludin mengatakan, proyek pembangunan jalan tol tersebut memang berdampak pada kawasan hutan yang dikelola Perhutani.

Ia menyebut, sekitar 42,7 hektare lahan milik Perhutani telah masuk dalam area terdampak proyek dan sudah melalui proses perizinan.

Namun, kerusakan terjadi karena pelaksana proyek seringkali melampaui batas-batas yang telah ditentukan. Bahkan rambu-rambu yang telah dipasang oleh Perhutani sebagai penanda batas kawasan, sering diterobos begitu saja.

“Kami sudah berulang kali berkoordinasi di lapangan. Tapi tetap saja rambu-rambu kami diterobos. Akibatnya, pohon-pohon kami banyak yang rusak, termasuk pohon jati, mahoni, hingga kesambi,” beber Mahludin.

Ia menambahkan, kerusakan tersebut bukan karena pohon yang ditebang, melainkan tertimbun oleh material bongkaran proyek, seperti tanah, batu, dan puing-puing konstruksi lainnya.

Jumlah pohon yang terdampak pun disebut sudah mencapai puluhan ribu batang, yang sebagian besar sebelumnya masih dalam kondisi sehat.

“Seperti kita berdiri saat ini, di bawah ini ada pohon-pohon yang sudah tertimbun oleh material proyek,” Mahludin memungkasi. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 160 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Ingat! Mulai 10 Agustus 2025, Pasar Minggu Kota Probolinggo Pindah ke Jalan Suroyo

8 Agustus 2025 - 19:52 WIB

Trending di Lingkungan