Menu

Mode Gelap
Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wonorejo Dianiaya Saat Bermain di Halaman Rumah Isak Tangis Pecah Saat Jenazah Bocah 7 Tahun Tiba di Rumah Duka Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran Bocah 7 Tahun di Wonorejo Pasuruan Tewas Akibat Dipukul Tetangga Pemkot Probolinggo Bakal Sebar 58 CCTV, Telan Anggaran Rp175 Juta per Titik

Budaya · 9 Agu 2025 18:19 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran


					SAKRAL: Prosesi Tari Sodoran yang berlangsung di Balai Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

SAKRAL: Prosesi Tari Sodoran yang berlangsung di Balai Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Warga dari 3 desa, yakni Desa Ngadisari, Wonokerto dan Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (9/8/25) menggelar ritual Tari Sodoran.

Pelaksanaan ritual Tari Sodoran tahun 1947 Saka atau 2025 masehi ini dilaksanakan di Balai Desa Jetak yang kali ini bertindak sebagai tuan rumah.

Ritual Tari Sodoran ini diawali dengan pertemuan antara mempelai laki-laki dari Desa Ngadisari dan mempelai perempuan dari Desa Jetak, yang diperankan oleh Kepala Desa (Kades).

Dalam pertemuan sebagai awal ritual Tari Sodoran ini, rombongan mempelai laki-laki membawa jimat klontongan yang terdiri dari tanduk sapi, tempat air, sert bambu panjang seperti tombak.

Setelah pertemuan, kedua rombongan kemudian masuk ke dalam balai Desa Jetak untuk melaksanakan Tari Sodoran.

“Tari Sodoran ini melambangkan lahirnya manusia melalui pernikahan antara laki-laki dan perempuan, dan Tari Sodoran ini juga melambangkan asal-usul manusia dari lahir, pernikahan, hingga menjadi dewasa,” kata Kades Jetak, Ngantoro.

Pelaksanaan ritual Tari Sodoran ini diawali dengan pembacaan doa oleh dukun pandita. Tari Sodoran  diperagakan oleh dua pasangan laki-laki dari Desa Jetak dan Ngadisari yang secara bergantian menari, termasuk mempelai laki-laki dan perempuan.

Di tengah ritual, kelompok ibu-ibu dan remaja perempuan dari Desa Jetak, Ngadisari dan Wonotoro datang membawa bekal makanan untuk diberikan kelompok laki-laki yang mengikuti ritual Tari Sodoran.

“Saya berharap bagi muda-mudi di tiga Desa untuk tetap melestarikan ritual Tari Sodoran. Siapapun yang menjadi pimpinan, harap menjaga jimat klontongan dan melestarikan Tari Sodoran,” imbuh Ngantoro.

Pasangan suami istri yang merupakan wisatawan, Gabriel dan Ralf menyebut, tradisi Tari Sodoran yang ia saksikan cukup bagus.

Mulai dari pakaian yang digunakan hingga gerakan tari para penari yang notabene warga asli Lereng Bromo, membuat semua orang tersenyum dan terhibur.

“Budaya di Bromo ada sedikit kemiripan dengan Bali. Seperti lingkungan dan ikatan emosional warganya, sangat menakjubkan,” puji wisatawan asal Selandia Baru ini. (*)

 


Editor : Mohammad S

Publisher : Keyra


Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Trending di Budaya