Lumajang, – Tradisi hajatan yang semarak dengan iringan sound system berdaya tinggi atau yang akrab disebut sound horeg, kini menjadi sorotan dunia medis.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang mencatat, adanya peningkatan jumlah pasien yang mengeluhkan gangguan pendengaran dalam beberapa bulan terakhir.
Mayoritas pasien yang datang ke poli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) RSUD Haryoto, kata dokter spesialis THT dr. Aliyah Hidayati, mengalami gangguan telinga akibat paparan suara keras dari acara hajatan yang menggunakan sound horeg.
“Pasien-pasien ini datang setelah mengalami keluhan berulang setiap kali ada hajatan di lingkungan mereka. Rata-rata mereka tidak hadir langsung di acara, tapi rumahnya berdekatan dengan lokasi hajatan,” kata Aliyah, Jumat (8/8/25).
Keluhan yang dilaporkan pun beragam, mulai dari telinga berdengung (tinnitus), nyeri telinga, hingga penurunan kemampuan pendengaran. Bahkan dalam beberapa kasus, pasien yang sebelumnya hanya memiliki gangguan ringan mengaku, kondisinya memburuk setelah terpapar suara sound horeg dari hajatan tetangganya.
“Kami menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan sound system. Tidak semua orang mampu menoleransi suara keras, apalagi anak-anak dan lansia yang tinggal di lingkungan sekitar,” tambah Aliyah.
Untuk itu, ia berharap edukasi publik mengenai dampak suara keras terhadap kesehatan telinga dapat lebih digencarkan. Selain itu, pihaknya mendorong adanya kerja sama antara pemerintah desa, Dinas Kesehatan, dan masyarakat dalam mengatur penggunaan sound system di ruang publik.
“Karena, kesenangan tidak seharusnya mengorbankan kenyamanan dan kesehatan orang lain,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra