Jember,- Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Kabupaten Jember beberapa hari terakhir, disebut-sebut bukan disebabkan kurangnya stok melainkan gangguan pada jalur distribusi.
Biasanya pasokan dari Banyuwangi ke Jember berjalan lancar, namun kali ini mengalami hambatan sehingga distribusi BBM menjadi tersendat.
Kondisi tersebut menyebabkan antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Menanggapi hal itu, Bupati Jember, Muhammad Fawait, menyatakan sudah menyampaikan protes dan kekecewaan kepada Pertamina atas situasi yang terjadi.
“Harusnya hal-hal seperti ini bisa diantisipasi jauh-jauh hari oleh Pertamina karena ini memang ranah dan kewenangan mereka,” ujar Gus Fawait, panggilan akrabnya, Senin (28/7/25) malam.
Meski demikian, Gus Fawait mengapresiasi langkah cepat yang diambil Pertamina dengan mendatangkan pasokan tambahan dalam jumlah besar, bahkan dari luar Banyuwangi, seperti Malang, Surabaya, hingga Solo.
“Artinya ada upaya serius dari Pertamina untuk menyelesaikan masalah ini,” imbuhnya.
Untuk meringankan beban masyarakat akibat kelangkaan BBM, Pemkab Jember mengeluarkan sejumlah kebijakan sementara.
Pertama, pembelajaran bagi pelajar dapat dilakukan secara daring dari rumah masing-masing hingga kondisi pasokan BBM kembali normal.
Kedua, pegawai Pemkab yang tidak terkait langsung dengan pelayanan publik diperkenankan bekerja dari rumah atau Work From Anywhere (WFA).
“Harapan kami kebijakan ini dapat mengurangi penggunaan BBM masyarakat di pagi hari,” jelas Gus Fawait.
Terkait pelaksanaan pembelajaran daring, Bupati menegaskan bahwa Pemkab Jember telah memastikan sekolah-sekolah yang menjadi kewenangan kabupaten siap melaksanakan kebijakan tersebut mulai besok.
Sementara untuk tingkat SMA yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemkab Jember akan segera berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi.
“Kepala Dinas sudah saya minta malam ini juga untuk berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi yang membawahi SMA di Jember, agar sekolah di bawah kewenangan provinsi juga bisa mengikuti kebijakan pembelajaran daring,” tegasnya.
Pemkab juga akan memantau kondisi SPBU setiap hari bersama Pertamina serta mengirim surat ke Pertamina Pusat agar persoalan kelangkaan BBM di Jember mendapat perhatian lebih.
Selain itu, Gus Fawait mengimbau warga untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan (panic buying).
“Kalau biasanya beli 5 liter kemudian membeli 20 liter, tentu ini akan memperlambat proses pemulihan distribusi,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra