Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin Waspada Penipuan dan Penculikan Anak, Pemkot Probolinggo Keluarkan Surat Edaran Jelang MTQ XXX Jawa Timur, Jember Optimistis Lolos Tiga Besar Terisolasi Akibat Banjir Lahar Semeru, Puluhan Siswa SD Tak Bisa Sekolah Coret ‘Police Killed People’ Dua Pemuda Dibekuk Polisi

Budaya · 28 Jul 2025 14:24 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan


					Warga Desa Kandangan berebut jolen di Situs Selogending (Foto: Asmadi). Perbesar

Warga Desa Kandangan berebut jolen di Situs Selogending (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Masyarakat Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, kembali menggelar tradisi sedekah bumi sebagai bentuk syukur atas hasil panen dan berkah kehidupan.

Tradisi yang digelar setahun sekali ini berlangsung meriah di Situs Selogending, dengan melibatkan seluruh warga dari delapan RW.

Kegiatan ini telah menjadi warisan budaya yang dijaga secara turun-temurun. Bukan sekadar ritual adat, Sedekah bumi juga menjadi ajang mempererat persatuan dan kekompakan warga.

Dalam pelaksanaannya, warga membawa jolen wadah berisi tumpeng, hasil bumi, dan sesaji  yang kemudian diarak secara bersama-sama menuju Situs Selogending yang berada di Desa Kandangan.

“Ini memang adat selamatan desa yang sudah turun-temurun. Konsepnya adalah kerukunan, semua umat bergabung dan saling mendoakan di Situs Selogending,” kata Jumanang, Kepala Desa Kandangan, Senin (28/7/25).

Sebanyak delapan jolen mewakili delapan RW turut diarak warga. Setiap jolen dihias dengan beragam hasil bumi dan ornamen khas, yang menunjukkan kreativitas dan kekompakan masyarakat dalam menyemarakkan tradisi leluhur.

Warga pun menyambut kegiatan ini dengan antusias. Banyak yang datang bersama keluarga sejak pagi untuk mengikuti prosesi hingga berebut isi jolen, yang dipercaya membawa berkah. Selain tumpeng, warga juga berebut sayuran, buah-buahan, bahkan lauk-pauk yang tersaji di dalam jolen.

“Kami senang bisa ikut tradisi ini. Selain mengenang budaya nenek moyang, acara ini juga jadi tempat berkumpul, ketemu saudara dan tetangga yang jarang ketemu,” kata Fatma, warga setempat.

Meski diwarnai semangat berebut isi jolen, suasana tetap berlangsung hangat dan penuh kegembiraan. Tradisi sedekah bumi ini menjadi bukti bahwa nilai gotong royong dan kebersamaan masih mengakar kuat di tengah masyarakat pedesaan Jawa.

Dengan tetap dijaganya tradisi seperti ini, masyarakat berharap hasil pertanian melimpah, desa dijauhkan dari bencana, serta generasi muda bisa terus mewarisi nilai-nilai luhur budaya lokal.

“Semoga acara ini, menjadi titik awal keberkahan bagi desa kami. Dan semoga guyub rukun tetap terjaga hingga anak dan cucu kita,” kata Nur Hayati, warga lainnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya