Jember – Serapan gabah Perum Bulog Cabang Jember menurun signifikan setelah berakhirnya panen raya Mei lalu.
Dalam dua bulan terakhir, Juni hingga Juli 2025, Bulog hanya mampu menyerap sekitar 4.000 ton gabah kering panen (GKP).
Kepala Bulog Jember, Muhammad Ade Saputra mengatakan, jumlah ini jauh lebih rendah dibanding serapan panen raya yang mencapai 60.00 ton.
“Memang setelah panen raya, serapan menurun drastis. Saat ini kami fokus mempersiapkan panen gaduh yang diprediksi berlangsung Agustus hingga Oktober 2025,” ujarnya, Kamis (24/7/25).
Meski sepanjang Januari–Juli 2025 total serapan mencapai 99.000 ton GKP atau setara 78–80 ribu ton beras, tingginya harga gabah di tingkat petani turut menjadi tantangan.
Pedagang membeli gabah dengan harga Rp 7.000 per kilogram, lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.000 per kilogram.
“Kami tetap mengikuti HPP dalam pembelian gabah. Jika petani mendapat harga lebih baik di luar Bulog, itu menjadi keuntungan mereka,” jelas Ade.
Bulog kini mengincar potensi gabah dari tujuh kecamatan dengan luas tanam 14.000 hektare pada panen gaduh mendatang. Hal itu untuk mengimbangi penurunan serapan pasca panen raya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra