Menu

Mode Gelap
Musik Keras Sound Horeg, Hiburan apa Gangguan? ini Kata Pakar Psikologi Curanmor saat Salat Jum’at di Sentul Probolinggo Digagalkan, Dua Pelaku Ditangkap Korban Terakhir Perahu Pemancing di Perairan Lekok Ditemukan, Operasi SAR Dinyatakan Selesai Motor Karyawan Cafe Digondol Maling, Pelaku Dua Sejoli yang Nyaru jadi Pembeli Mayat Pria Asal Madiun Ditemukan di Saluran Sungai Sukodermo Pasuruan Gempa Magnitudo 1,9 Guncang Tiris Probolinggo, Lima Rumah Warga Rusak

Sosial · 18 Jul 2025 20:42 WIB

Musik Keras Sound Horeg, Hiburan apa Gangguan? ini Kata Pakar Psikologi


					Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Danan Satriyo Wibowo. (Foto: Istimewa) Perbesar

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Danan Satriyo Wibowo. (Foto: Istimewa)

Jember,– Musik keras dari sound horeg kembali ramai terdengar di jalan-jalan, baik di desa maupun kota jelang bulan kemerdekaan Agustus. Bukan cuma sekadar hiburan, fenomena ini juga menunjukkan cara masyarakat mengekspresikan diri dan berinteraksi.

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Danan Satriyo Wibowo menyebut, sound horeg bisa dilihat dari sisi psikologi.

“Ini bukan sekadar musik keras. Sound horeg jadi cara orang menunjukkan jati diri, berkumpul, dan merasa diterima di lingkungannya,” kata Danan, Jumat, (18/7/25).

Awalnya sound horeg hanya muncul saat Agustusan. Tetapi sekarang, banyak acara lain juga menggunakan sound horeg, seperti pesta pernikahan, pelepasan jamaah umrah, bahkan saat ada orang meninggal.

“Bagi sebagian orang, makin besar dan heboh suaranya, makin tinggi gengsinya,” tambah Danan.

Namun, tidak semua orang senang. Banyak warga merasa terganggu karena suara sound horeg bisa sangat keras hingga membuat kaca rumah bergetar.

Bahkan, ada yang khawatir akan berdampak pada kesehatan, seperti mengganggu pendengaran atau memicu penyakit jantung.

“Kalau tidak diatur, ini bisa memicu pertengkaran antar warga,” papar dia.

Di sisi lain, lanjut Danan, sound horeg juga membuka peluang usaha. Biaya sewa satu set sound bisa mencapai jutaan rupiah. Karena itu, banyak orang memanfaatkannya untuk mencari penghasilan.

“Dulu hiburan rakyat pakai gamelan, sekarang pakai remix dan lampu kelap-kelip. Ini contoh budaya lama yang digabung dengan teknologi modern,” Danan memaparkan.

Meski begitu, Danan mengingatkan bahwa tanpa aturan yang jelas, sound horeg bisa menimbulkan masalah. Ia menyarankan adanya aturan soal waktu, volume, dan tempat penggunaannya.

Beberapa daerah seperti Malang sudah mulai membuat aturan, bahkan ada imbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MU).

Namun menurut Danan, pendekatan yang lebih bijak adalah dengan memahami bahwa fenomena ini muncul karena masyarakat butuh hiburan murah dan mudah diakses.

“Sound horeg ini punya dua sisi. Bisa jadi hiburan rakyat, tapi juga bisa jadi masalah kalau tidak diatur. Yang penting, kita cari jalan tengahnya,” pungkas Danan. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 30 kali

Baca Lainnya

Sound Horeg Kontroversial: Dari Genteng Jatuh hingga Ekonomi Bangkit

18 Juli 2025 - 15:32 WIB

Investigasi Tuntas, PWI Probolinggo Raya: Tidak Ada Pelanggaran Etik Jurnalis saat Penyegelan Miras di Kraksaan

18 Juli 2025 - 13:33 WIB

Serapan Gabah Lampau Target Nasional, Pemkab Jember Bagikan Beras kepada Warga Pra Sejahtera

18 Juli 2025 - 08:04 WIB

Sound Horeg, Kapolres Lumajang: Penyelidikan Akustik Belum Ada

17 Juli 2025 - 18:01 WIB

Ricuh Soal Barcode Pasir, Truk-Truk Pasir Dihentikan Paksa di Lumajang

17 Juli 2025 - 16:38 WIB

Sae Law Care Segera Evaluasi Perwakilannya sebagai Humas Satgas Miras Kabupaten Probolinggo

17 Juli 2025 - 16:08 WIB

Soal Sound Horeg, MUI Lumajang Serukan Kesatuan Sikap atas Fatwa Nasional dan Menunggu Instruksi Gubernur Jatim

17 Juli 2025 - 15:17 WIB

Dinilai jadi Biang Kegaduhan, Aliansi Desak Humas Satgas Miras Kabupaten Probolinggo Dicopot

17 Juli 2025 - 14:49 WIB

Dorong Peran Perempuan untuk Pembangunan Daerah, Kohati HMI Jember Luncurkan ‘PENA KOHATI’

16 Juli 2025 - 13:18 WIB

Trending di Sosial