Menu

Mode Gelap
Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan

Ekonomi · 9 Jul 2025 20:29 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa


					MENIPIS: Kios beras UD Utama Sari milik Hamidah di Pasar Tanjung Jember. (Foto: M. Abd. Rozaq Mubarok)
Perbesar

MENIPIS: Kios beras UD Utama Sari milik Hamidah di Pasar Tanjung Jember. (Foto: M. Abd. Rozaq Mubarok)

Jember,- Pasokan beras di Pasar Tanjung Jember mulai menipis. Sejumlah pedagang terpaksa menjual sisa stok yang ada karena penggilingan padi berhenti berproduksi sementara. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli di pasar menjadi sepi.

Hamidah, salah satu pedagang beras yang sudah  berjualan lama di Pasar Tanjung, mengaku belum bisa belanja stok baru dalam beberapa hari terakhir.

“Saya masih jual stok yang kemarin. Hari ini belum kulakan, karena memang barangnya juga nggak ada,” ujar Hamidah saat ditemui di kiosnya, Rabu, (9/7/25).

Menurut Hamidah, harga beras di pasaran saat ini cukup bervariasi. Untuk beras medium dijual antara Rp60.000 hingga Rp68.000 per lima kilogram, sementara beras premium harganya berada di kisaran Rp67.000 sampai Rp68.000.

“Katanya sih harga premium turun, tapi saya belum cek lagi karena belum kulakan,” tambahnya.

Ia juga menyebut, harga beras sempat naik sekitar Rp400 per kilogram dalam sepekan terakhir, diduga akibat naiknya harga gabah.

Namun, ada informasi dari pemerintah agar harga diturunkan antara Rp200 hingga Rp300 per kilogram. Sayangnya, hal ini menyulitkan penggilingan padi untuk tetap beroperasi.

“Dari informasi yang saya dapat, beberapa penggilingan memilih berhenti produksi selama beberapa hari karena harga bahan bakunya mahal, tapi disuruh jual murah. Ya nggak masuk, akhirnya mereka berhenti dulu,” jelas Hamidah.

Kelangkaan ini berdampak langsung pada penjualan. Hamidah menyebut omsetnya turun drastis karena minimnya stok dan turunnya daya beli.

Hamidah berharap pasokan beras bisa kembali normal dalam waktu dekat agar aktivitas jual beli kembali lancar. Sementara itu, ia hanya bisa mengandalkan stok yang tersisa sambil menunggu kepastian dari pihak penggilingan.

“Sepi banget sekarang. Barangnya enggak ada, pembeli juga bingung. Kita juga bingung mau jual apa,” keluhnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 70 kali

Baca Lainnya

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Probolinggo Naik, Diprediksi Tembus 17 Ribu Ton

29 Juni 2025 - 17:19 WIB

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Trending di Ekonomi