Menu

Mode Gelap
SDN 2 Banjarsengon Jadi Sekolah Percontohan, Dorong Digitalisasi Pendidikan Dasar di Jember Kapolres Probolinggo Peringatkan Anggotanya; Hindari Gaya Hidup Hedon, Bijak Bermedia Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus di Pandaan Rayakan Hari Batik dengan Membatik Bersama FAO Pilih Pisang Mas Kirana Jadi Produk OCOP, Wabup, Potensi Ekspor Lumajang Meningkat Pasca Pembongkaran Makam di Pasuruan, Massa Geruduk Polsek Winongan Pria Tangerang Dihajar Warga Usai Ketahuan Curi Ban Serep Truk di Pasuruan

Budaya · 19 Jun 2025 14:11 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu, Harmoni Seni dan Pelestarian Alam


					Pemerintah Kabupaten Lumajang kembali menghadirkan perhelatan budaya tahunan Segoro Topeng Kaliwungu (Foto: Istimewa). Perbesar

Pemerintah Kabupaten Lumajang kembali menghadirkan perhelatan budaya tahunan Segoro Topeng Kaliwungu (Foto: Istimewa).

Lumajang, – Pemerintah Kabupaten Lumajang kembali menghadirkan perhelatan budaya tahunan kolosal, Segoro Topeng Kaliwungu.

Acara yang akan digelar pada Sabtu dan Minggu, 28–29 Juni 2025 di kawasan Pantai Watu Pecak, Kecamatan Pasirian ini menjanjikan pengalaman seni dan budaya yang memukau sekaligus mengangkat kekayaan lokal dan warisan leluhur masyarakat pesisir selatan.

Show director dari Event Organizer Segoro Topeng Kaliwungu, Setiawan Azi, mengungkapkan tema tahun ini adalah ‘Myctical of Kaliwungu’. Tema ini merefleksikan keunikan dan keajaiban budaya yang tumbuh dan berkembang di sepanjang pesisir selatan Lumajang.

“Segoro Topeng Kaliwungu bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan sebuah kolaborasi besar antara seni tari, musik, dan narasi budaya yang menghidupkan kembali nilai-nilai leluhur masyarakat pesisir,” ujar Setiawan, Kamis (19/6/25).

Ratusan seniman lokal akan ambil bagian dalam sendratari kolosal yang menjadi puncak acara. Sendratari tersebut menampilkan perpaduan tarian topeng tradisional, musik gamelan, dan cerita rakyat yang sarat makna.

Perhelatan ini tidak hanya menonjolkan seni dan budaya, tetapi juga mengusung nilai pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Rangkaian acara dibuka dengan aksi lingkungan bertajuk Pantai Lestari Cemara pada pukul 14.00 WIB. Kegiatan ini melibatkan penanaman cemara laut di kawasan Pantai Watu Pecak sebagai upaya menjaga dan melestarikan ekosistem pantai yang vital bagi kehidupan masyarakat pesisir.

Selanjutnya, mulai pukul 15.00 WIB, pengunjung akan disuguhkan dengan Pertunjukan Musik Reggae Senja yang menghadirkan grup musik lokal. Suasana santai di tepi pantai dengan iringan musik reggae menjadi momen sempurna untuk menikmati sore hari sembari menyambut malam budaya.

Kemudian, hari kedua dimulai lebih pagi dengan Mahameru Fishing Festival yang berlangsung dari pukul 06.00 hingga 11.30 WIB. Festival memancing ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga ajang mempererat hubungan antara masyarakat pesisir, pelaku usaha kelautan, dan wisatawan yang ingin merasakan langsung budaya dan tradisi lokal.

Pada sore harinya, pukul 15.00 WIB akan digelar Fashion Show Batik Lumajang. Acara ini menampilkan ragam motif batik khas Lumajang yang dikreasikan oleh para pelaku UMKM setempat dengan sentuhan desain kontemporer. Fashion show ini sekaligus menjadi bentuk dukungan nyata terhadap pengembangan ekonomi kreatif daerah.

Sedangkan puncak dari seluruh rangkaian acara adalah pementasan Sendratari Kolosal Segoro Topeng Kaliwungu yang akan digelar di panggung terbuka Pantai Watu Pecak.

Pertunjukan ini menggabungkan elemen tari topeng tradisional, musik, dan narasi budaya lokal dalam sebuah karya seni yang memukau dan sarat makna.

Sendratari ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol penguatan identitas budaya Lumajang, khususnya di kawasan pesisir selatan. Melalui pertunjukan ini, masyarakat dan pengunjung diajak untuk memahami dan menghargai warisan budaya yang harus terus dilestarikan.

Seluruh rangkaian acara Segoro Topeng Kaliwungu 2025 diselenggarakan secara terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Pemerintah Kabupaten Lumajang berharap acara ini dapat menjadi magnet wisata budaya yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus menggerakkan roda perekonomian masyarakat lokal. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 52 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ratusan Warga Berebut Gunungan Ketan dan Hasil Bumi di Festival Desa Darungan

28 September 2025 - 11:14 WIB

Ada Festival Ancak Agung di Jember, Diwarnai 500 Gunungan Hasil Bumi

24 September 2025 - 16:37 WIB

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Trending di Budaya