Menu

Mode Gelap
Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca Bocah di Paiton Curhat di Tik-tok, Ngaku jadi Korban Pencabulan Polres Pasuruan Ungkap Jaringan Narkoba, Bandar hingga Kurir Dibekuk Dinkes Lumajang Edukasi Bahaya Sound Horeg, Bukan Sekadar Berisik, Bisa Mematikan BPN Lumajang: Kami Punya Dasar Yuridis dan Fisik yang Kuat

Pemerintahan · 10 Jun 2025 15:15 WIB

Mentan Ingatkan Petani Tidak Berjalan Sendiri, Negara Bisa Rugi


					Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat bertemu petani di Lumajang. (Foto: Asmadi). Perbesar

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat bertemu petani di Lumajang. (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberikan peringatan keras kepada pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan agar tidak membiarkan petani “berjalan sendiri” tanpa dukungan yang memadai.

Menurut dia, kesejahteraan petani adalah fondasi utama kekuatan negara, dan jika petani terus merugi, maka negara pun akan ikut merugi.

Amran juga menyinggung pentingnya pengelolaan pemasaran dan keuangan yang baik agar produksi pertanian bisa berjalan lancar dan menguntungkan. Ia meminta para direktur keuangan dan pemasaran untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang berjalan saat ini.

“Ya sudah, nanti cek. Direktur keuangannya. Pemasaran. Di sini atau? SGN,” katanya, Selasa (10/6/25).

Fenomena ini menunjukkan bahwa petani yang mengalami kerugian cenderung berhenti menanam karena tidak ada insentif atau keuntungan yang memadai.

“Sebab, petani itu latah, menguntungkan tanam. Tidak menguntungkan, berhenti. Sederhana kan?” tegasnya.

Pernyataan Amran ini membuka ruang diskusi yang cukup luas mengenai efektivitas kebijakan pertanian di Indonesia. Di satu sisi, Amran dengan lugas dan blak-blakan dianggap sebagai bentuk kepedulian dan dorongan untuk perbaikan.

“Namun, di sisi lain, muncul pertanyaan mendasar, mengapa masalah mendasar seperti ketergantungan petani pada pinjaman, lemahnya peran Bulog, dan sistem pemasaran yang tidak efektif masih terus terjadi?” jelasnya.

Menurut Amran, selama ini kebijakan yang diterapkan belum mampu menjawab kebutuhan riil petani di lapangan.

“Pemberian ruang agar petani untung bukan sekadar jargon, melainkan harus diwujudkan melalui kebijakan yang konkret, misalnya subsidi yang tepat sasaran, akses pasar yang adil, dan perlindungan harga yang stabil,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 78 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tumpang Tindih Dokumen Tata Ruang di Lumajang, Perda 2013 vs Perda 2023

5 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Tunarungu di Jember Minta Akses Layanan Publik dan Pekerjaan Layak

4 Agustus 2025 - 19:25 WIB

Pemprov Jatim Terbitkan SE Pengibaran Bendera Merah Putih

4 Agustus 2025 - 18:33 WIB

Gubernur dan TNI Resmi Memulai Rutilahu Jatim dari Probolinggo

4 Agustus 2025 - 17:24 WIB

Bendera Fiksi Merebak Jelang 17 Agustus, Sekda: Jangan Gantikan Simbol Negara!

4 Agustus 2025 - 14:55 WIB

Sungai Diubah Jadi Daratan, Lahan Negara 9.600 Meter Persegi di Lumajang Hilang

4 Agustus 2025 - 11:47 WIB

Karnaval Berujung Maut, Bupati Lumajang Akan Evaluasi Sound Horeg

4 Agustus 2025 - 10:54 WIB

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Trending di Pemerintahan