Menu

Mode Gelap
Mimpi Bersama Wujudkan Sekolah Gratis di Lumajang, Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat Bupati Lumajang Perjuangkan Perbaikan Empat Dam Vital Pasca Erupsi Semeru untuk Pulihkan 2.165 Hektare Sawah Sidak Sekolah Jelang SPMB 2025, DPRD Kota Probolinggo Temukan hal ini Dari Hobi ke Bisnis, Kolektor Vespa di Jember Rambah Pasar Internasional Kembangkan Potensi Daerah, PWI Probolinggo Raya Suguhkan Program ‘KOPI PAIT’ Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

Pemerintahan · 10 Jun 2025 15:15 WIB

Mentan Ingatkan Petani Tidak Berjalan Sendiri, Negara Bisa Rugi


					Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat bertemu petani di Lumajang. (Foto: Asmadi). Perbesar

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat bertemu petani di Lumajang. (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberikan peringatan keras kepada pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan agar tidak membiarkan petani “berjalan sendiri” tanpa dukungan yang memadai.

Menurut dia, kesejahteraan petani adalah fondasi utama kekuatan negara, dan jika petani terus merugi, maka negara pun akan ikut merugi.

Amran juga menyinggung pentingnya pengelolaan pemasaran dan keuangan yang baik agar produksi pertanian bisa berjalan lancar dan menguntungkan. Ia meminta para direktur keuangan dan pemasaran untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang berjalan saat ini.

“Ya sudah, nanti cek. Direktur keuangannya. Pemasaran. Di sini atau? SGN,” katanya, Selasa (10/6/25).

Fenomena ini menunjukkan bahwa petani yang mengalami kerugian cenderung berhenti menanam karena tidak ada insentif atau keuntungan yang memadai.

“Sebab, petani itu latah, menguntungkan tanam. Tidak menguntungkan, berhenti. Sederhana kan?” tegasnya.

Pernyataan Amran ini membuka ruang diskusi yang cukup luas mengenai efektivitas kebijakan pertanian di Indonesia. Di satu sisi, Amran dengan lugas dan blak-blakan dianggap sebagai bentuk kepedulian dan dorongan untuk perbaikan.

“Namun, di sisi lain, muncul pertanyaan mendasar, mengapa masalah mendasar seperti ketergantungan petani pada pinjaman, lemahnya peran Bulog, dan sistem pemasaran yang tidak efektif masih terus terjadi?” jelasnya.

Menurut Amran, selama ini kebijakan yang diterapkan belum mampu menjawab kebutuhan riil petani di lapangan.

“Pemberian ruang agar petani untung bukan sekadar jargon, melainkan harus diwujudkan melalui kebijakan yang konkret, misalnya subsidi yang tepat sasaran, akses pasar yang adil, dan perlindungan harga yang stabil,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 62 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Mimpi Bersama Wujudkan Sekolah Gratis di Lumajang, Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

13 Juni 2025 - 09:00 WIB

Bupati Lumajang Perjuangkan Perbaikan Empat Dam Vital Pasca Erupsi Semeru untuk Pulihkan 2.165 Hektare Sawah

13 Juni 2025 - 08:16 WIB

Gropyokan Anti Tikus di Desa Sidorejo: Bupati Lumajang Hadir Dalam Semangat Gotong Royong

12 Juni 2025 - 13:29 WIB

BPBD Lumajang Luncurkan ‘Si Pena Lusi’ untuk Lindungi Kelompok Rentan

12 Juni 2025 - 13:10 WIB

Bupati Lumajang: Tidak Ada Ampun bagi Guru Asusila kepada Murid

12 Juni 2025 - 12:48 WIB

DWP Lumajang Perkuat Peran sebagai Agen Perubahan di Era Digital

11 Juni 2025 - 17:59 WIB

PWI Probolinggo Raya Resmi Dilantik, Babul Arifandhie Ajak Jurnalis Hadirkan Inovasi di Era Digital

11 Juni 2025 - 16:39 WIB

Bunda Indah: Audensi dengan KPK Langkah Nyata Perbaiki Tata Kelola Pemerintah Lumajang

11 Juni 2025 - 15:50 WIB

Berburu Proyek Baru, Bupati Jember Gus Fawait Rajin Blusukan ke Jakarta

10 Juni 2025 - 21:19 WIB

Trending di Pemerintahan