Jember,- Menjelang Idul Adha, Dinas Peternakan Kabupaten Jember memastikan kesiapan hewan kurban dengan langkah-langkah pencegahan penyakit menular.
Kabid Kesehatan Hewan, drh Elok Kristanti, menyoroti pentingnya kesehatan hewan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam berkurban.
“Dengan datangnya bulan haji, kegiatan kurban di Jember diprediksi akan meningkat. Kami mengingatkan bahwa pada awal tahun ini, Kabupaten Jember sempat dilanda wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang berdampak pada kesehatan ternak,” ujar Elok, Rabu, (21/5/25).
Namun saat ini, laporan kasus PMK sudah menurun drastis dan tidak ada kasus baru yang dilaporkan terjadi di wilayah Jember.
Elok menjelaskan bahwa vaksinasi terhadap ternak telah dilakukan, meskipun tidak semua hewan tercover. Penolakan dari beberapa warga menjadi tantangan tersendiri dalam program vaksinasi.
“Kami berusaha memaksimalkan vaksinasi, namun ada hewan baru atau yang lahir dari induk yang tidak divaksin,” jelas dia.
Selain PMK, Dinas Peternakan juga berhasil mengendalikan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), yang merupakan penyakit non-lokal.
Elok mengklaim, pengawasan kesehatan hewan kurban dilakukan secara ketat, baik sebelum maupun setelah pemotongan, untuk memastikan tidak ada penyakit menular.
Di Jember, terdapat 12 pusat kesehatan hewan yang siap memeriksa hewan kurban. “Kami melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem untuk memastikan hewan dalam kondisi sehat,” bebernya.
Pemeriksaan ini, sambung Elok, dilakukan satu atau dua hari menjelang pemotongan, di tempat penjualan hewan kurban.
Masyarakat diimbau untuk memeriksa kesehatan hewan sebelum membeli dan diminta untuk melapor jika menemukan hewan yang sakit.
“Kami memberikan surat keterangan kesehatan hewan untuk menjamin kesehatan hewan yang dijual,” tambahnya.
Elok juga menegaskan pentingnya edukasi kepada penjual hewan kurban mengenai syarat kesehatan hewan. Mereka diimbau untuk tidak menjual hewan yang sakit atau terlalu muda.
“Kami ingin memastikan semua hewan yang dijual memenuhi syarat untuk berkurban,” imbuhnya.
Tak hanya itu, perubahan iklim yang terjadi juga berdampak pada kesehatan hewan. Elok menyebutkan bahwa saat pancaroba, beberapa penyakit dapat muncul, termasuk PMK.
“Kami terus memantau kondisi kesehatan hewan, terutama saat cuaca tidak menentu,” tutur wanita berhijab ini.
Meskipun terdapat tantangan, Elok optimis bahwa stok hewan kurban di Jember aman. “Permintaan untuk mengirim ternak keluar meningkat, dan kami tidak mengalami kekurangan,” tutupnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra