Lumajang, – Dari sebuah gang kecil di Desa Condro, Kecamatan Pasirian, terdengar tangisan pilu Siti Aminah, balita berusia 3 tahun yang tengah berjuang melawan berbagai penyakit berat.
Tubuh mungilnya yang hanya seberat 5,7 kilogram tampak lemah, bibir dan tangan kecilnya kebiruan akibat kelainan jantung bawaan yang dideritanya.
Siti Aminah lahir dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Selain menderita kelainan jantung bawaan, ia juga lahir tanpa anus sehingga harus menjalani operasi untuk membuatkan anus di perutnya.
Kakinya pun tidak tumbuh sempurna, terutama kaki kanan yang tidak memiliki lutut dan tampak lunglai tanpa tulang. Ibunya, Linatur Rohmah dengan penuh kesabaran merawat putrinya yang tak kunjung bisa berbicara itu.
“Dia sering sesak napas saat menangis, jadi saya harus selalu sedia oksigen di rumah,” kata Linatur sambil menggendong Siti Aminah, Rabu (7/5/25).
Kondisi Aminah yang tergolong stunting membuat penanganan medis lebih lanjut tertunda. Dokter meminta agar berat badannya naik dulu agar bisa menjalani perawatan jantung yang sangat dibutuhkan.
Namun, keterbatasan ekonomi keluarga menjadi kendala besar. Ayahnya, Joko Syamsul, hanya bekerja sebagai pencari madu hutan dengan penghasilan yang tidak menentu, sementara Linatur hanya ibu rumah tangga yang mengurus tiga kakak Aminah yang masih sekolah.
“Kadang dapat madu satu liter, kadang seminggu tidak dapat apa-apa,” ujar Linatur.
Meski begitu, harapan Linatur tetap besar agar putrinya bisa sembuh dan bermain seperti anak-anak lain seusianya.
“Dia paham kalau diajak bicara, tapi belum bisa bicara. Saya ingin dia cepat sembuh supaya bisa bermain dan sekolah,” katanya penuh harap.
Setiap bulan, Siti Aminah rutin menjalani pemeriksaan di RSUD Pasirian. Sisi lain keluarganya terus berjuang memenuhi kebutuhan gizinya agar berat badannya naik. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra