Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Regional · 9 Mar 2025 00:08 WIB

Gara-gara Judi Online, 10 Pasangan Suami Istri di Jember Putuskan Berpisah


					Ilustrasi perceraian pasangan suami istri (pasutri).
Perbesar

Ilustrasi perceraian pasangan suami istri (pasutri).

Jember,- Kasus perceraian di Jember awal tahun ini menarik perhatian, terutama terkait dengan faktor judi online.

Pengadilan Agama (PA) Jember menyebut, ada sekitar 10 kasus perceraian akibat judi online dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Humas Pengadilan Agama Jember, Moh. Hosen, mengungkapkan, banyak alasan perceraian berasal dari ketidakpuasan pasangan, baik dalam hal ekonomi maupun tanggung jawab. Salah satu faktor baru yang muncul adalah judi online (judol).

“Kami telah menangani beberapa kasus yang berkaitan dengan judi online, yang sering kali berujung pada masalah ekonomi dalam keluarga, kasus cerai akibat judol ini cukup marak. Per maret ini saja setidaknya sudah 10 kasus,” kata Hosen, Sabtu, (8/3/25).

Menurut Hosen, mayoritas perceraian di Kabupaten Jember disebabkan oleh masalah ekonomi. Judi online sering kali menjadi faktor yang memperburuk situasi.

“Kasus judi online ini muncul dalam dua tahun terakhir dan menjadi perhatian serius,” lanjut dia.

Meski judi online tidak secara langsung tercatat dalam laporan perceraian, namun pengaruhnya terhadap ekonomi keluarga dan hubungan suami istri tidak bisa diabaikan.

“Banyak kasus yang berujung pada perceraian karena suami tidak dapat memenuhi tanggung jawabnya, sering kali karena terjerat dalam judi online,” bebernya.

Ia menambahkan, jumlah keseluruhan perkara perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama  Jember, sejak 1 Januari hingga awal Maret 2025 mencapai 346 kasus.

Gugatan cerai yang paling banyak diajukan faktor utamanya yaitu masalah ekonomi. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan bermain judi online.

Namun, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kasus perceraian di Jember tahun ini menunjukkan sedikit berkurang. Pada tahun 2024, total perceraian yang ditangani oleh PA Jember mencapai 5.613 kasus.

“Tingkat perceraian di tahun 2025, mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, tetapi masih ada tantangan yang perlu diatasi,” tutup Hosen. (*)

 


Editor : Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 226 kali

Baca Lainnya

Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Libatkan 243 Desa, Tahun Depan Target Sapu Bersih

15 Juni 2025 - 16:29 WIB

Gunung Raung Erupsi, KAI Jember Pastikan Perjalanan Kereta Api Tetap Aman

13 Juni 2025 - 18:46 WIB

Kembangkan Potensi Daerah, PWI Probolinggo Raya Suguhkan Program ‘KOPI PAIT’

12 Juni 2025 - 18:54 WIB

Selisih Dua Hari, Jamaah Aboge di Leces Shalat Idul Adha Hari Ini

8 Juni 2025 - 12:13 WIB

Libur Idul Adha, 29.733 Penumpang Naik Kereta Api di Daop 9 Jember

7 Juni 2025 - 15:49 WIB

Idul Adha, Perajin Pisau Potong di Kota Probolinggo Banjir Pesanan

5 Juni 2025 - 18:40 WIB

Bakal Dipotong, Ratusan Hewan Kurban di Probolinggo Diperiksa Kesehatannya

4 Juni 2025 - 18:04 WIB

H-2 Idul Adha, RPH Kota Probolinggo Terima 18 Pesanan Pemotongan Sapi

4 Juni 2025 - 17:18 WIB

KH. Nizar Irsyad Tutup Usia, Guru Besar UINSA Didapuk Nakhodai MUI Kota Probolinggo

3 Juni 2025 - 21:04 WIB

Trending di Regional