Menu

Mode Gelap
Ribuan Tenaga Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK, Anggota DPRD Kota Probolinggo ini Beri Solusi Begini Pimpin Partai NasDem Kabupaten Probolinggo, Dini Rahmania Siap Maju Pilkada Eks Gedung Banger Telecenter Bakal jadi Kantor Bersama FKUB, MUI dan BAZNAS Kota Probolinggo Gus Fawait Blusukan di Kecamatan Silo, Janji Perjuangkan Pupuk untuk Petani Kopi Isi Libur dengan Ilmu, Anak-anak di Prigen Pilih Belajar Bahasa Inggris Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Pengiriman TKI Ilegal di Pasuruan

Ekonomi · 4 Mar 2025 20:32 WIB

Masuki Panen Raya Padi, Bulog Jember Justru Kesulitan Serap Gabah


					PANEN: Sejumlah petani di wilayah Jember tengah panen padi secara tradisional di sawah. (foto: istimewa) Perbesar

PANEN: Sejumlah petani di wilayah Jember tengah panen padi secara tradisional di sawah. (foto: istimewa)

Jember,- Sejumlah wilayah di Jember mulai memasuki musim panen raya padi. Bulog Jember pun telah memulai proses penyerapan Gabah Kering Panen (GKP), yang dihasilkan petani.

Namun, kapasitas serapan yang tersedia cukup terbatas. Bulog hanya dapat menampung 20 persen dari total panen, yang setara dengan 70 ribu ton.

Hingga Senin, (3/3/25), jumlah GKP yang telah terserap mencapai 597 ton, sedangkan total beras yang diserap mencapai 4.890 ton.

Dengan perhitungan tersebut, maka total GKP yang dapat ditampung hingga akhir masa panen diperkirakan setara dengan 35.000 ton beras.

Kepala Kantor Bulog Jember, M. Ade Saputra menjelaskan bahwa penyerapan GKP ditetapkan sebesar 20 persen dari total panen setiap musim.

Proses penyerapan ini direncanakan terus berlangsung hingga tahun 2025, dengan target total beras yang harus diserap mencapai 59.300 ton.

“Penyerapan gabah di Jember hanya 20 persen atau setara 70 ribu ton untuk satu musim. Saat ini, gabah yang sudah terserap sebanyak 597 ton, sedangkan total beras yang diserap adalah 4.890 ton,” ujar Ade, Selasa, (4/3/25).

Untuk meningkatkan efektivitas penyerapan, Bulog Jember melakukan penataan dan pemetaan wilayah panen. Termasuk menjalin kerjasama dengan asosiasi petani dan Kodim 0824 Jember.

Kerjasama ini, menurut Ade, diharapkan dapat menjamin agar harga gabah tidak jatuh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Dengan kerja sama ini, kami memastikan harga gabah di tingkat petani ditetapkan di Rp 6.500 per kilogram,” tambah Ade.

HPP sebesar Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen mulai berlaku sejak pertengahan Januari 2025. Sebelumnya, harga gabah berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 5.800 per kilogram.

“Penetapan HPP ini memberikan keuntungan bagi petani, karena dapat membantu menutupi biaya operasional dan meningkatkan produksi padi,” sampainya. (*)

 


Editor : Mohammad S

Publisher : Keyra


Artikel ini telah dibaca 105 kali

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi