Menu

Mode Gelap
Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

Sosial · 2 Des 2024 18:34 WIB

Warga 3 Desa di Lumajang Terlibat Konflik dengan Pabrik Petroganik, Camat Pilih Netral


					Ilustrasi anak yang batuk akibat polusi udara. Perbesar

Ilustrasi anak yang batuk akibat polusi udara.

Lumajang,- Pabrik Pupuk Petroganik milik PT. Giri Sawamas Bali, terlibat konflik dengan warga di 3 desa. Warga menilai, pabrik yang mengelola kotoran hewan ternak menjadi bahan pupuk organik itu menjadi biang polusi dan pencemaran udara.

Tiga desa yang mengeluhkan operasional pabrik meliputi Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe; Desa Purworejo, Kecamatan Senduro; dan Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko.

Tidak sekedar menolak, warga 3 desa juga sudah beberapa kali melaporkan pencemaran udara di lingkungannya ke pihak desa, kecamatan, bahkan dinas terkait.

Menanggapi hal itu, Camat Pasrujambe Muhammad Saiful mengaku, pihaknya sejauh ini dalam posisi netral. Artinya, tidak sepenuhnya mendukung pabrik maupun warga.

“Kita tidak seratus persen membela pabrik, dan juga tidak seratus persen membela masyarakat, kita tetap diposisi tengah,” kata Saiful saat dikonfirmasi, Kamis (28/11/24) lalu.

Menurut Syaiful, tuntutan masyarakat agar pabrik ditutup, cukup sulit karena ada mekanisme dan tahapan yang harus dilalui. Bahkan, meski warga menggelar aksi unjuk rasa.

“Kalau pun mau demo, ya monggo demo, tetapi harus ada izinnya, jangan anarkis. Meskipun di demo, tidak serta merta pabrik langsung ditutup, sebab pabrik tersebut izinnya lengkap, berdirinya juga sudah lama,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, pabrik tersebut sempat vakum selama dua tahun, karena terdampak virus Covid-19. Karena ditutup, otomatis subsidi dari pemerintah dihentikan.

“Ada kemungkinan, jika dulu pasca Covid-19 tidak dihentikan, mungkin subsidinya tetap jalan,” ungkapnya.

“Saya yakin kalau ini sudah lancar, mungkin konvensasi kepada warga juga lancar. Saat ini warga memang tidak ada konvensasi sama sekali, itu dikarenakan perusahaan mulai dari awal lagi,” bebernya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Karanganom Fathur Rozi menyebut, warganya amat terganggu dengan polusi udara yang disebabkan pabrik. Bau udara tercium kuat sekali, terutama saat pagi dan sore hari.

“Kita pernah undan PTSP DLH Diskopindag, Pertanian, Kecamatan, Polsek, Koramil dan kemudian dari pihak pabrik. Namun tidak ada solusi, DLH katanya masih butuh tinjauan produksi lebih lanjut,” terang Rozi.

“Saya pribadi sudah menyampaikan ke DLH, masyarakat saya juga pernah ke DLH, dan jawabannya ya tetap sama, DLH tidak bisa mengambil keputusan karena belum ada pembuktian secara ril,” keluhnya.

Selain pemerintah desa, lembaga pendidikan di desanya juga sudah melaporkan pencemaran pabrik, baik ke DLH hingga Komisi B DPRD Kabupaten Lumajang.

“Artinya ini masyarakat sudah benar-benar mengeluh, terus terang sangat mengganggu,” tegas dia.

Jika memang DLH Kabupaten Lumajang tidak punya anggaran untuk uji lab pencemaran lingkungan, pihaknya siap swadaya dengan masyarakat yang terdampak.

“Kami siap jika memang DLH tidak punya biaya atau tidak punya alat lab dan harus nyewa ke pihak swasta, masyarakat di 3 kecamatan siap swadaya,” tantangnya. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 196 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar

2 Agustus 2025 - 08:22 WIB

Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir

1 Agustus 2025 - 20:27 WIB

Jalur Piket Nol Makai Sistem Buka-Tutup Untuk Menghindari Kepadatan Lalulintas

31 Juli 2025 - 17:50 WIB

Medan Ekstrem, BPBD Lumajang Distribusikan Bantuan ke Sumberlangsep Pakai Alat Berat Terjang Sungai

31 Juli 2025 - 17:18 WIB

Beredar Video KA Angkut BBM ke Jember, KAI: Itu Hoaks

30 Juli 2025 - 19:50 WIB

Pasokan BBM Bertambah, Antrean SPBU di Jember Berangsur Normal

30 Juli 2025 - 19:30 WIB

Penerima PKH di Lumajang Tak Lagi Wajib Pasang Tulisan ‘Keluarga Miskin’

30 Juli 2025 - 18:28 WIB

Warga Jember Beli BBM Hingga 250 Liter di Lumajang, Sebagian Dijual Kembali

30 Juli 2025 - 11:48 WIB

Harga BBM Eceran di Lumajang Tembus Rp35 Ribu per Botol

30 Juli 2025 - 11:14 WIB

Trending di Sosial