Menu

Mode Gelap
Operasi Patuh Semeru Digelar, ini 8 Pelanggaran yang Jadi Target Kepolisian Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah Tiga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok Dua Maling Motor yang Ditembak Polisi di Gending Divonis 11 Bulan dan 1 Tahun 6 Bulan Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

Pendidikan · 14 Nov 2024 16:25 WIB

Sebanyak 1.739 Siswa di Lumajang Putus Sekolah


					Ilustrasi. Perbesar

Ilustrasi.

Lumajang, – Angka putus sekolah di Kabupaten Lumajang mencapai 1.739 dengan rincian,  jenjang SD berjumlah 392 dan SMP 1.347. Hal itu, tentunya membuat Pekerjaan Rumah (PR) tersendiri bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Lumajang.

“Data tersebut  diambil dari hasil rilis melalui Aplikasi Verval DO yang dimiliki oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen),” kata Kepala Dindikbud Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha Mudiarto saat dikonfirmasi pada Kamis (14/11/24).

Meski begitu, upaya untuk mengentaskan ribuan siswa yang putus sekolah itu terus diupayakan. Terbaru, Dindikbud melakukan Focus Group Discussion (FGD) Gerakan Penanggulangan Putus Sekolah (Genangutus Sekolah) Jenjang SD dan SMP se-Kabupaten Lumajang.

“FGD ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan memperkuat sinergi antar stakeholder dalam menangani permasalahan putus sekolah di Lumajang,” katanya.

Dengan melalui kegiatan FGD Genangutus Sekolah tersebut, nantinya semua pihak bisa bersama-sama berkomitmen untuk menangani permasalahan putus sekolah. Sehingga angka putus sekolah dapat ditekan dan semua anak di Kabupaten Lumajang dapat menikmati haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

“Melalui FGD Genangutus Sekolah ini, diharapkan tercipta kesamaan persepsi dan komitmen antar stakeholder dalam menangani permasalahan putus sekolah di Kabupaten Lumajang,” tambahnya.

Yudha berharap, permasalahan putus sekolah merupakan tanggung jawab bersama yang harus ditangani dengan baik oleh berbagai pihak.

“Semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, orangtua, dan masyarakat, harus bersinergi untuk mencegah dan menangani permasalahan putus sekolah,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 75 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah

14 Juli 2025 - 19:54 WIB

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

14 Juli 2025 - 12:49 WIB

Sekolah Rakyat Segera Dimulai, Asrama dan Ruang Kelas Dikenalkan

11 Juli 2025 - 04:47 WIB

Jember Jadi Tuan Rumah Porseni Madrasah se-Jawa Timur, Diikuti Ribuan Pelajar

8 Juli 2025 - 16:54 WIB

Isi Libur dengan Ilmu, Anak-anak di Prigen Pilih Belajar Bahasa Inggris

28 Juni 2025 - 16:16 WIB

Renovasi Sekolah Rakyat Kabupaten Pasuruan Sudah 50 Persen, Siap Digunakan Saat Tahun Pelajaran Dimulai

23 Juni 2025 - 17:43 WIB

Memprihatinkan! 1.500 Sekolah di Jember Rusak

22 Juni 2025 - 22:53 WIB

Senator Ning Lia Dukung Program Kuliah Gratis Pemkab Probolinggo, Dorong Perlakuan Khusus bagi Difabel

22 Juni 2025 - 16:09 WIB

Pemkab Jember Siapkan 8 Ribu Kuota Beasiswa Kuliah, Termasuk Biaya Hidup

19 Juni 2025 - 18:48 WIB

Trending di Pemerintahan