Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Budaya · 5 Okt 2024 13:25 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung


					Dengan khidmat, umat Hindu melakukan persembahyangan. Perbesar

Dengan khidmat, umat Hindu melakukan persembahyangan.

Lumajang, – Untuk melakukan sembahyang di Hari Raya Kuningan, ribuan umat Hindu Tengger di lereng Gunung Semeru memadati Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Sabtu (5/10/24).

Pembimbing Masyarakat Hindu (Pembimas) dari Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur (Jatim), Budiono mengatakan, pelaksanaan upacara persembahyangan ini dilakukan setiap enam bulan sekali.

“Persembahyangan Hari Raya Kuningan ini merupakan perayaan kemenangan dari dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan),” kata Budiono.

Sebelum melakukan persembahyangan, kata Budiono, masyarakat terlebih dahulu meletakkan banten atau sesajen. Setelah itu, dengan khidmat, umat Hindu melakukan persembahyangan.

“Untuk berdoa dan mengucapkan puji-pujian kepada para dewa dan leluhur, memohon keselamatan, keberkahan, dan kebahagiaan bagi keluarga dan komunitas,” ungkapnya.

Hari Raya Kuningan sering kali disamakan dengan Hari Suci Galungan karena perayaannya yang sangat berdekatan. Padahal, kedua hari besar tersebut berbeda. Hari Raya Kuningan juga sering disebut dengan Tumpek Kuningan.

Hari raya ini merupakan saat pemujaan kepada Dewa Pitara. Pada Hari Kuningan, umat Hindu percaya Bhatara dan Pitara turun ke bumi hanya sampai setengah hari.

“Karena itu, perayaan umumnya dilakukan hingga setengah hari saja, di mana umat Hindu melakukan ritual ibadah kepada dewa dan leluhur,” katanya.

“Ritual ini melibatkan pemberian sesajen berisi ajengan berwarna kuning, meskipun beberapa juga menggunakan sesajen tanpa nasi kuning,” tambahnya.

Untuk diketahui, Hari Raya Kuningan salah satu hari raya yang paling penting bagi umat Hindu di Indonesia, terutama di Kabupaten Lumajang.

Umat Hindu Lumajang melakukan serangkaian upacara dan ritual untuk menghormati leluhurnya, serta memperkuat hubungan spiritual dengan alam semesta. Salah satu aspek utama dari perayaan Hari Raya Kuningan adalah pemujaan terhadap roh-roh leluhur. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 140 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya