Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Ekonomi · 15 Sep 2024 16:22 WIB

Harga Kopi Senduro Lumajang Naik, Petani Senang


					Pemetikan biji kopi merah atau yang benar-benar masak di pohon menjadikan kopi mempunyai cita rasa tinggi. Perbesar

Pemetikan biji kopi merah atau yang benar-benar masak di pohon menjadikan kopi mempunyai cita rasa tinggi.

Lumajang, – Kopi merupakan salah satu minuman yang pas saat santai, menjamu tamu dan kumpul bersama teman-teman maupun dengan keluarga.

Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang baik, sangat dipengaruhi dari biji kopi  yang dipetik dan proses pengolahannya.

Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang istimewa,  para petani di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang memetik biji kopi robusta yang sudah berwarna merah.

Satrawi, petani Kopi di Desa Senduro mengungkapkan, kebanyakan petani di desanya hanya memetik biji kopi yang sudah berwarna merah.

“Kalau yang hijau, meskipun tua tetap ditunggu sampai berwarna merah. Karena, kalau yang masih hijau, rasanya berbeda,” katanya,  Minggu (15/9/2024).

“Kalau kopi yang sudah merah disajikan, aromanya menyengat dan sangat menggugah selera. Beda kalau yang masih hijau, baunya begitu hambar dan rasanya tidak senikmat kopi yang berwarna merah,” jelasnya.

Di samping itu, petani di Senduro memroses biji hingga menjadi bubuk kopi masih dengan menggunakan cara tradisional. Sehingga dihasilkan kopi dengan cita rasa yang khas.

“Kalau cara mengolahnya secara tradisional, pasti akan menghasilkan kualitas kopi yang berbeda. Tentu berbeda dengan hasil produksi pabrikan yang menggunakan berbagai macam teknologi, dengan kopi yang dibuat secara tradisional oleh para petani kopi, mulai dari tanam yang organik sampai cara goreng kopinya masih tradisional,” katanya.

Sementara itu harga kopi Robusta dan Arabika di tingkat petani mencapai Rp80.000 per kilogram (kg). Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Rp50.000 per kg.

“Baru kali ini harga biji kopi Robusta dan Arabika sampai semahal ini. Biasanya saya jual tidak pernah semahal itu. Tapi mungkin mahal karena masih belum masuk musim panen raya,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 326 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Trending di Ekonomi