Menu

Mode Gelap
Sidak Jembatan dan Irigasi Rusak, DPRD Desak Pemkab Jember Segera Bertindak Ingin Pajak Kendaraan Anda Dihapus? Simak Syarat dan Prosesnya di Lumajang Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim Pencarian Korban Insiden Perahu Pemancing di Lekok Masih Berlanjut, Tersisa Satu Hilang dan Akan Dilanjutkan Besok Balap Liar Berujung Maut di Paiton, 2 Pemotor Tewas usai Tabrak Elf Jatuh dari Motor, Pelajar SMA 1 Dringu Tewas Terlindas Truk

Ekonomi · 15 Sep 2024 16:22 WIB

Harga Kopi Senduro Lumajang Naik, Petani Senang


					Pemetikan biji kopi merah atau yang benar-benar masak di pohon menjadikan kopi mempunyai cita rasa tinggi. Perbesar

Pemetikan biji kopi merah atau yang benar-benar masak di pohon menjadikan kopi mempunyai cita rasa tinggi.

Lumajang, – Kopi merupakan salah satu minuman yang pas saat santai, menjamu tamu dan kumpul bersama teman-teman maupun dengan keluarga.

Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang baik, sangat dipengaruhi dari biji kopi  yang dipetik dan proses pengolahannya.

Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang istimewa,  para petani di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang memetik biji kopi robusta yang sudah berwarna merah.

Satrawi, petani Kopi di Desa Senduro mengungkapkan, kebanyakan petani di desanya hanya memetik biji kopi yang sudah berwarna merah.

“Kalau yang hijau, meskipun tua tetap ditunggu sampai berwarna merah. Karena, kalau yang masih hijau, rasanya berbeda,” katanya,  Minggu (15/9/2024).

“Kalau kopi yang sudah merah disajikan, aromanya menyengat dan sangat menggugah selera. Beda kalau yang masih hijau, baunya begitu hambar dan rasanya tidak senikmat kopi yang berwarna merah,” jelasnya.

Di samping itu, petani di Senduro memroses biji hingga menjadi bubuk kopi masih dengan menggunakan cara tradisional. Sehingga dihasilkan kopi dengan cita rasa yang khas.

“Kalau cara mengolahnya secara tradisional, pasti akan menghasilkan kualitas kopi yang berbeda. Tentu berbeda dengan hasil produksi pabrikan yang menggunakan berbagai macam teknologi, dengan kopi yang dibuat secara tradisional oleh para petani kopi, mulai dari tanam yang organik sampai cara goreng kopinya masih tradisional,” katanya.

Sementara itu harga kopi Robusta dan Arabika di tingkat petani mencapai Rp80.000 per kilogram (kg). Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Rp50.000 per kg.

“Baru kali ini harga biji kopi Robusta dan Arabika sampai semahal ini. Biasanya saya jual tidak pernah semahal itu. Tapi mungkin mahal karena masih belum masuk musim panen raya,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 274 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Trending di Ekonomi