Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ekonomi · 1 Agu 2024 13:54 WIB

Harga Cabai Rawit Selangit, Petani Lumajang Justru Menjerit


					Ilustrasi tanaman cabai rawit. Perbesar

Ilustrasi tanaman cabai rawit.

Lumajang,- Tingginya harga cabai rawit di pasaran tak dapat dinikmati oleh kebanyakan petani di Kabupaten Lumajang. Pasalnya, banyak tanaman cabai yang terkena penyakit busuk buah sehingga petani gagal panen.

Informasi yang dihimpun jurnalis PANTURA7.com, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional Lumajang mencapai Rp85.000 ribu per kilogram (Kg).

Harga cabai rawit yang selangit ini sudah berlangsung dalam sepekan terakhir. Apesnya, saat harga meroket, tanaman cabai petani justru kena penyakit.

Petani cabai rawit di Desa Randuagung, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Rofik (36) menyebut, cuaca ekstrim cenderung hujan di Kabupaten Lumajang, menjadi penyebab tanaman cabai milik petani rentan diserang hama.

Hal ini membuat biaya perawatan tanaman cabai rawit membengkak untuk biaya pemupukan dan insektisida hingga pembersihan gulma.

“Dengan serangan hama tersebut, saya harus merogoh kocek hingga dua kali lipat setiap perawatan untuk tanaman cabai rawit,” kata Rofik saat dikonfirmasi, Rabu (31/7/24).

Estimasinya, jika cuaca normal dalam arti panas dan hujan seimbang, biaya perawatan satu tanaman cabai dalam satu periode tanam sekitar Rp10 ribu.

“Pada cuaca ekstrim ini, biaya perawatan bisa membengkak, menjadi Rp 10 ribu per satu pohon. Nah, ini yang membuat petani kelimpungan meski saat ini harga cabai rawit mahal,” ujarnya.

Jika luasan tanam cabai mencapai 1.500 meter persegi dengan 1.600 pohon, maka dipastikan biaya perawatan dalam satu periode tanam sangat mahal.

“Ini yang membuat petani seharusnya untung, justru panen raya kali ini buntung,” ujarnya.

Biaya yang membengkak, lanjutnya, disebabkan perawatan yang lebih intens. Paling tidak tiga hari sekali, dilakukan penyemprotan insektisida.

Ia menjelaskan, tanaman yang berusia 3 bulan harusnya sudah berbuah. Namun serangan hama berupa kutu daun dan thrips tabaci, membuat pertumbuhan tanaman cabai rawit terganggu.

“Puncak daun kriting, mudah rontok juga, bahkan tanaman menjadi sulit pertumbuhannya. Kebanyakan yang saya alami, banyak tanaman yang mati,” jelasnya.

Kabid Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang Hendra menjelaskan, hama yang menyerang tanaman cabai tergantung kondisi tanamannya.

Menurutnya, meski harga cabai rawit mahal, namun perawatannya cukup susah. Hama cabai memang sering dijumpai di persawahan milik petani.

“Seperti hama trips, kutu daun apids, kutu daun persik, tungau, kutu kebul, lalat buah dan ulat grayak. Trips, apids, dan tungau merupakan pembawa penyakit keriting yang disebabkan oleh virus,” papar dia.

Terkait fenomena hama, ia menghimbau agar petani tidak secara acak memberikan perawatan serta penyemprotan yang tidak menentu.

“Petani nyemprotnya asal-asalan, tanpa melihat situasi dan kondisi seperti tepat waktu, tepat dosis dan tepat pengapliasiannya,” ia memungkasi. (*)

 

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 142 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi