Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Lingkungan · 17 Jul 2024 17:44 WIB

Mengapa Fenomena Embun Upas Terjadi di Bromo? Begini Penjelasannya


					LANGKA: Fenomena langka berupa Embun Upas terjadi di kawasan wisata Bromo sejak beberapa hari terakhir. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

LANGKA: Fenomena langka berupa Embun Upas terjadi di kawasan wisata Bromo sejak beberapa hari terakhir. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Saat ini hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami fenomena suhu sangat dingin di malam hari tak terkecuali di wilayah Probolinggo.

Bahkan akibat fenomena ini, di kawasan Lautan Pasir (Kaldera) Gunung Bromo terjadi fenomena frozen atau embun upas.

Fenomena ini sejatinya telah muncul sejak bulan Juni lalu. Namun awal bulan Juli hingga saat ini, fenomena frozen embun lebih sering terjadi, khususnya bertepatan dengan fenomena musim dingin (Jawa: bediding).

Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan, embun es atau embun upas biasa terjadi di kawasan pegunungan salah satunya di kawasan Bromo Tengger Semeru, yang terjadi antara bulan Juli-Agustus.

“Jadi fenomena ini muncul di dataran tinggi dengan ketinggian minimal 2.000 meter di atas permukaan laut, kemunculannya saat puncak musim dingin,” ujar Septi, Rabu (17/7)24).

Kemudian untuk fenomena frozzen atau embun upas ini biasanya terjadi ketika suhu mencapai di bawah 10 derajat Celcius.

Adapun kemunculannya, terjadi antara pukul 03.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, kemudian akan mencair saat matahari mulai terbit.

Untuk itu, bagi wisatawan yang hendak ke Gunung Bromo pada saat ini untuk mempersiapkan perlengkapan, mulai jalek tebal, dan sarung tangan, atau perlengkapan penghangat tubuh lainnya.

“Imbauan kami kepada wisatawan yang datang untuk membawa perlengakapan diri yang cukup tebal, mulai jaket, hingga sarung tangan,” bebernya.

“Pada musim kemarau saat ini, wisatawan diingatkan untuk tidak menyalakan api karena rawan terjadi kebakaran hutan,” Septi menambahkan.

BB TNBTS juga membuka posko untuk pengaduan kebakaran di kawasan wisata Bromo.

Warga diminta segera berkoordinasi untuk dapat dilakukan pemadaman dengan cepat jika ada titik api. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 266 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Pura Senduro Berharap Dukungan Pemerintah Lumajang Tingkatkan Wisata Budaya

27 April 2025 - 10:23 WIB

Mengenal Sumber Mata Air Gayam, Destinasi Wisata Baru yang Dikunjungi Wali Kota Probolinggo

24 April 2025 - 21:00 WIB

Lindungi Pengguna Jalan, KAI Jember Pasang Portal di Perlintasan Berbahaya

23 April 2025 - 04:52 WIB

Hippa di Lumajang Keluhkan Efektivitas Dam Boreng

22 April 2025 - 19:41 WIB

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Warga Khawatir, Tanggul Penahan di DAS Gunung Semeru di Sumberwuluh Terkikis

15 April 2025 - 14:15 WIB

Musim Penghujan di Kota Probolinggo Diprediksi Berakhir Akhir April 2025

15 April 2025 - 02:58 WIB

Trending di Lingkungan