Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 20 Jun 2024 21:11 WIB

Ada Yadnya Kasada, Wisata Bromo Ditutup Selama Empat Hari


					EKSOTIS: Kawasan Bromo tak hanya memiliki pemandangan indah, namun juga menjadi destinasi yang nyaman untuk berkemah. (foto: dok). Perbesar

EKSOTIS: Kawasan Bromo tak hanya memiliki pemandangan indah, namun juga menjadi destinasi yang nyaman untuk berkemah. (foto: dok).

Probolinggo,- Warga Tengger di empat kabupaten pada Jumat-Sabtu (21-22/6/24) akan melaksanakan ritual Yadnya Kasada. Untuk mendukung ritual tersebut, TNBTS akan menutup wisata Gunung Bromo selama empat hari.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) telah mengeluarkan surat pengumuman penutupan kawasan wisata Bromo Tengger Semeru dimulai tanggal 21-24 Juni 2024.

“Penutupan tersebut dalam rangka Yadnya Kasada, pembersihan kawasan dan pemulihan ekosistem,” ujar Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, Kamis (20/6/24).

Penutupan tersebut khusus bagi kegiatan wisata, namun bagi warga Tengger yang melaksanakan Yadnya Kasada tetap diperbolehkan untuk masuk.

Penutupan ini dilakukan agar kegiatan Yadnya Kasada, yang merupakan ritual sakral bagi warga Suku Tengger Bromo, dapat berjalan lancar dan khidmat.

Setelah pelaksanaan ritual Yadnya Kasada, pada tanggal 23 dan 24 Juni 2024 dilakukan pembersihan kawasan, yang diikuti oleh TBNTS, masyarakat, dan mitra TNBTS salah satunya, pelaku jasa wisata.

“Ritual Yadnya Kasada ini merupakan bentuk perwujudan rasa sukur masyarakat kepada Sang Hyang Widi atas berkah yang diterima selama setahun, dengan puncak acara yakni labuh sesajen di kawah Bromo, sehingga dilakukan penutupan,” papar Septi.

Sebelum acara puncak Yadnya Kasada, warga Tengger menggelar ritual, di antaranya, pengambilan air suci (mendak tirta) di sumber mata air.

Selain itu, ada pembuatan tempat sesaji berisi hasil bumi (ongkek) yang nantinya dilabuh ke kawah Gunung Bromo. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Haliza


 

Artikel ini telah dibaca 105 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya