Menu

Mode Gelap
Cegah Sengketa, KAI Daop 9 Jember dan Kejari Kota Probolinggo Sepakati Kerjasama Dialog Terbuka di Candi Jabung, Gus Haris Ajak Mahasiswa Bersamai Pemda Majukan Probolinggo Sering Ditutupi Pintu dan Tuntutan Ekonomi, Motivasi Pria Mutilasi Istri Sirinya di Pacet Mojokerto Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi Coretan Provokatif Muncul di Sejumlah Titik Kota Pasuruan, Kritisi Kepolisian Lagi, Pemkot Probolinggo Hibahkan Motor untuk Polisi RW demi Keamanan Wilayah

Budaya · 19 Mar 2024 18:05 WIB

Mbah Guco, Tokoh Seni Budaya Kota Probolinggo Meninggal Dunia


					TAKZIYAH: Warga sedang takziyah di makam Mbah Guco. Insert: Mbah Guco semasa hidupnya. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

TAKZIYAH: Warga sedang takziyah di makam Mbah Guco. Insert: Mbah Guco semasa hidupnya. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Dunia seni dan budaya Kota Probolinggo berduka. Salah seorang tokoh seni dan budaya, Guco Bambang Suripno Suronoto meninggal dunia, Selasa (19/03/24) pagi.

Putri almarhum Mbak Guco, Yuyun Widowati mengatakan, ayahnya meninggal dunia pada usia 75 tahun. Sebelumnya, almarhum menjalani perawatan sejak Jumat (8/3/2024) lalu karena sakit.

Keluarga kemudian membawa Mbah Guco ke RSUD dr Moh. Saleh untuk menjalani perawatan intensif di ruangan ICU.

“Saat dirawat, hasil pemeriksan dokter mendiagnosa, ayah saya sakit komplikasi di antaranya, penyumbatan pembuluh darah di jantung, hipertensi, paru-paru dan syaraf,” ujar Yuyun, Selasa sore (19/3/2024).

Dikatakannya, sehari sebelum meninggal, Mbak Guco berteriak-teriak meminta pulang paksa dari rumah sakit.

Ia menginginkan, meninggal dunia di rumah. Karena dokter tidak membolehkan, sehingga dari hasil rapat keluarga, maka Mbah Guco tetap dirawat di rumah sakit.

Setelah menjalani perawatan di ruang ICU selama 12 hari, Selasa pagi pukul 05.44 WIB, Mbah Guco meninggal dunia.

Setelah disemayamkan di rumah dukua, jenazah Mbah Guco dikebumikan di pemakaman umum setempat.

Meninggalnya pria kelahiran 1964 silam itu tampaknya bakal mengubur seluruh kegiatan yang kerap dilaksanakan oleh Sanggar Seni Mardi Budoyo, sanggar terbesar di kota anggur.

“Karena tidak ada penerusnya, maka untuk kegiatan ritual seperti slametan Jawa, serta upacara adat, ruwatan Suro, pergearan wayang, hingga pembersihan pusaka diperkirakan ditiadakan. Namun untuk keseniannya saya maaih bisa meneruskan,” beber Yuyun.

Selain itu, karena Mbah Guco merupakan tokoh yang dituakan oleh paguyuban spiritual Purwo Ayu Mardhi Utomo (PAMU), maka beberapa pusaka yang ditinggalkan almarhum akan dibahas pihak keluarga bersama PAMU.

Pembahasan bersama PAMU ini juga berkaitan apakah pusaka peninggalan Mbah Guco tersebut nantinya akan dirawat oleh PAMU atau tidak. Termasuk kegiatan dan tradisi yang selama ini dilakukan PAMU, juga akan dibahas.

“Namun demikian, dengan meninggalnya Mbah Guco, saya mewakili keluarga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya yang berada di bidang seni dan budaya. Tak lupa saya memohon maaf jika selama hidup ayah saya memiliki salah,” pungkas Yuyun. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 112 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya